Untuk membuktikan para dedikasi para aktivis itu, Zulkifli pun mengetes Dandi, pemuda yang mengaku aktivis di lingkungannya.
"Pak lurahmu siapa? Berapa orang miskin di lingkunganmu?" tanya Zulkifli kepada Dandi di Pondok Pesantren Budi Mulia di Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas Dandi pun menjawab "Kalau tidak salah namanya Pak Eko. Saya tinggal di perumahan Pak, kurang tahu saya kurang aktif" jawab Dandi asal Gunung Kidul itu.
Zulkifli pun menyesalkan jawaban Dandi. Dia mempertanyakan posisi Dandi dan yang lainnya sebagai aktivis.
"Ini aktivis tapi kurang aktif. Kalau tidak tahu kampung halamanmu, apalagi bangsamu. Indonesia merdeka ini karena orang-orangnya tahu mereka dijajah. Karna tahu, mereka marah, melakukan aktivasi melakukan perlawanan," tegas dia.
Dia pun mendorong agar para aktivis lebih peka sehingga tergerak melakukan perubahan untuk bangsa.
"Dimana rasa cinta negerimu dimana rasa cinta Islammu kalau tidak tahu, tidak ada emosi, mana mungkin bergerak," sebut dia.
Menurut Zulkifli, jika empati sudah terbentuk maka akan muncul civil society yang bisa mengubah bangsa. Namun harus diingat semua perjuangan harus ditempuh dengan jalan demokrasi.
"Untuk mencapai negara dengan pilar Islam harus direbut nggak bisa pake bom bunuh diri, itu sesat. Kita harus sepakat memilih jalan demokrasi. Usaha. Nggak ada yang mudah dalam perjuangan," pesan dia.
Dia menyarankan para pemuda bisa masuk ke pemerintahan dan menetapkan peraturan dengan nilai-nilai Islam dan mengubah negara menjadi lebih baik.
"Kalau mau nilai Islam ada di propinsi kalian harus rebut posisi jadi DPRD karena di situ akan dirumuskan. Itu namanya demokarsi Pancasila," terang politis PAN itu. (mul/ega)











































