"Jalan tol Jakarta-Surabaya kami telah lakukan pengecekan dengan Menteri PUPR dan Kapolda Jateng dan Kakorlantas jalan fungsional itu sangat baik sekali. Kalau titik kritis ada di Brebes sampai Semarang," kata Budi di Lantai 7 Gedung Cipta Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).
Budi menambahkan jika dulu Jakarta-Surabaya hanya bisa dilalui dengan kecepatan 40 km, saat ini bisa dengan kecepatan 60 km. Untuk daerah rawan habis bahan bakar, pemerintah dengan stakeholder sudah mengantisipasi hal itu dengan memberikan bensin secara keliling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menhub Sarankan Warga Mudik 10-11 Juni |
Diketahui, jika pemudik ingin melalui jalur tol Jakarta-Surabaya ini harus merogoh kocek sebesar Rp 500 ribu. Pihak Kemenhub juga tidak menganjurkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk melalui jalur tol itu. Sebab, menurut Budi, jalur-jalur non tol seperti jalur Pantura juga baik untuk digunakan pemudik.
"Kecepatannya ada yang 60-40 kalau tahun lalu hanya semua 40 dan rest area (sekarang) juga sudah tersedia dengan baik. Oleh karenanya, bagi mereka yang ke Jakarta-Surabaya memang harus konsekuensi membayar tapi pada dasarnya kami nggak mengharuskan masyarakat lewat tol selain harus bayar 500 ribu juga ada frekuensi kemacetan. Oleh karenanya Kemenhub sudah meneliti jalur Pantura ke Surabaya itu bagus kita lakukan turing khusus Jakarta-Surabaya, jadi pemudik sudah bisa menggunakan Jalur Pantura," kata Budi.
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini