"Rest area di Km 19 ini titik kemacetan juga yang cukup besar pengaruhnya terhadap angkutan. Kami punya tiga skenario di sana," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan BPTJ Karlo Manik di kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).
"Yang jelas, pertama, yang di depan Starbucks dari depan saja sudah kita jelaskan kita buka, kita pisah kendaraan kecil besar dan yang mau ke toilet, isi bahan bakar, istirahat, jalurnya kita pisah. Kalau mereka ada yang salah jalur, kita siapkan tangki-tangki (bensin) ketengan, 10 atau 20 liter. Itu terbatas," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konferensi pers mudik Lebaran di Kemenhub (Indra Komara/detikcom) |
Selain itu, BPTJ melakukan pemantauan melalui Area Traffic Control System (ATCS) atau Sistem Pengendali Lampu Lalu Lintas. Dengan demikian, petugas di lapangan bisa langsung bergerak untuk mengurai lalu lintas arus mudik.
"Kita gunakan ATCS untuk lihat mana titik-titik kemacetan yang ada di Jabodetabek dengan kamera yang ada di lapangan. Kita pantau titik kemacetan dari ruangan kalau memang dari Google atau kita gunakan drone kita lihat masalahnya. Kami akan call mereka," jelasnya.
"Yang jelas, itu kerja sama kita, jadi ada BPTJ, Jasa Marga, hasil rapatnya ada tiga skenario. Kalau saya perinci, panjang. Ini cara kami kerja sama kita dengan pihak terkait. Mudah-mudahan bisa memperlancar di Km 19," katanya.
Km 19 merupakan salah satu titik kepadatan kendaraan dari arah Jakarta menuju ke Cikampek. Posisinya berada di wilayah Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat. (idn/jbr)












































Konferensi pers mudik Lebaran di Kemenhub (Indra Komara/detikcom)