Informasi dihimpun detikcom, Sultanah Putroe wafat pagi tadi sekitar pukul 06.45 WITA, Rabu (6/6/2018). Jenazah selanjutnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Kesra Raya No.124, Perumnas Tanjung Karang, Mataram.
Kepala Biro Humas Setda Aceh, Rahmad mengatakan, Sultanah Putroe akan dimakamkan di Banda Aceh. Rencananya, jenazah diberangkatkan dari Jakarta ke Tanah Rencong sekitar pukul 18.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sultanah Teungku Putroe Safiatuddin Cahya Nur Cahya Nur Alam anak dari Tuanku Raja Ibrahim bin Sultan Muhammad Daodsyah. Nama terakhir ini merupakan sultan Aceh Darussalam yang terakhir, yang memimpin perang melawan Belanda.
Akademisi dan pemerhati sejarah, Muhammad Adli Abdullah Bawarith mengatakan, berdasarkan informasi yang diperolehnya jenazah Sultanah Putroe akan dikebumikan di Kompleks Badan Pembina Rumpun Iskandarmuda (Baperis). Lokasi ini merupakan kompleks makam Sultan Iskandar Muda, dan makam Sultan Besar Sultan Mansur Syah.
"Kemungkinan jenazah Sultanah Teungku Putroe Safiatuddin Cahya Nur Alam akan dimakamkan di samping ayah beliau, Tuanku Raja Ibrahim, di Baperis," kata Adli Abdullah kepada wartawan.
Seperti diketahui, Sultanah Putro Safiatuddin Cahya Nur selama ini menetap di Mataram, NTB bersama keluarganya. Pada November 2017 lalu, dia diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara di Jakarta untuk menerima plakat dan piagam gelar Pahlawan Nasional atas nama Almarhumah Laksamana Keumalahayati.
Piagam itu diserahkan langsung Presiden Jokowi dalam satu upacara penganugerahan gelar pahlawan di Istana Negara, Jakarta, Kamis 9 Novermber 2017. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini