"Sudah tidak mengajar per tanggal 31 (Mei), sudah saya berhentikan karena kasus itu," kata Kepala Sekolah SDN 10 Tugu, Ade, saat ditemui di kantornya Jalan Pondok Duta Raya, Tugu, Cimanggis, Kota Depok, Rabu (6/6/2018).
Ade mengaku, pihaknya merasa kecolongan atas hal ini. "Iya nggak tahu sama sekali, pribadinya tidak tercipta bahwa punya penyakit seperti itu, karena ketidak tahuan ini," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setahu saya sih dia menyadari kebodohan dan kesalahannya, dia mau sembuh dan katanya langsung terapi juga pelaku itu di Bandung, bahkan ibunya rela mengorbankan apapun asal anaknya sembuh," lanjutnya.
W sudah mengajar selama tiga tahun. Selain mengajar bahasa Inggris, W juga menjadi pembina pramuka di sekolah dan juga wali kelas.
"Yang bersangkutan honorer," imbuhnya.
Sementara pihak sekolah juga selama ini tidak pernah mendapat laporan dari murid-murid yang diduga menjadi korban. "Nggak ada sama sekali laporan, kan minimalnya ke wali kelas ya melapor, tapi tidak ada," sambungnya.
Sementara Wali Kelas 6, Yusuf mengaku tidak pernah menerima laporan dari murid-muridnya terkait dugaan pencabulan tersebut. Kedekatan Yusuf sebagai wali kelas juga sebatas hubungan pengajar dan murid.
"Saya dari pagi sampai jam 5 (sore) baru pulang saya, nggak pernah ada yang ngomong ke saya. Saya masalah kedekatan kan juga terbatas saya nggak mau nanti juga jadi fitnah atau apalagi ke saya jadi kaya kasus ini. Kalau cengkerama saya iya, kalau sebatas mengajar saya dekat sama anak-anak, memberi materi juga baik deket," papar Yusuf.












































