"Hari ini saya melaporkan agar bisa diusut tuntas korbannya siapa saja, karena menurut anak-anak, katanya korbannya hampir seluruh siswa kelas 6 putera," kata ibu korban, A kepada wartawan di Mapolresta Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Rabu (6/6/2018).
Menurut cerita sang anak kepada A, pencabulan terjadi di dalam kelas. Korban diancam akan dikurangi nilainya jika tidak memenuhi keinginan pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, para korban mengalami pencabulan dalam waktu yang berlainan. Para korban rata-rata tidak mau melapor karena takut akan ancaman pelaku.
"Anak anak ini ada yang diperlakukan dari kelas lima, ada yang dari tengah semester, macem-macem dengan waktu yang berbeda-beda, situasinya aja beda tapi semua kejadiannya di sekolah. Guru-guru lain nggak tahu, orang tua nggak tahu, karena anak-anak bungkam semua," jelasnya.
Bahkan ada alumni yang mengaku menjadi korban. "Menurut alumni ada 2 tahun lalu juga pernah kejadian, anak-anak ini dimodusin jalan-jalan, dijajanin, berenang, atau berwisata ke kota tua," sambungnya.
Total korban saat ini diperkirakan mencapai 10-15 orang. Namun, sebagian besar para korban tidak berani melapor ke polisi.
"Yang saya tahu korban 10 - 15 (orang), yang berani 4 orang ke Polres laporan. Ada angkatan sebelumnya juga melapor, angkatan sebelumnya lagi juga ada ikut melapor," lanjutnya.