Hal ini menyusul terkuaknya rencana pengeboman Gedung DPR usai penangkapan tiga alumnus Universitas Riau oleh Densus 88 Antiteror pada Jumat (1/6/2018) lalu. Mereka adalah Muhammad Nur Zamzam, Rio Bima Wijaya, dan Orandi Saputra. Ketiganya disebut-sebut berencana meledakkan bom di Gedung DPR RI dan DPRD Riau.
"Motif dari pelaku yang rencananya menjadikan Gedung DPR sebagai target bom ini harus diusut secara tuntas. Walaupun sebenarnya ini kurang meyakinkan ya, apa kepentingannya. Karena Gedung DPR kan rumah rakyat. Kalau memang ada aspirasi yang ingin disampaikan, bisa datang ke sini. Tak perlu menggunakan teror seperti itu," kata Taufik di Jakarta, Senin (4/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, walaupun tidak meyakini bahwa Gedung DPR akan dijadikan target bom, Taufik meminta seluruh pihak mewaspadai hal ini. Ia berharap, aksi radikalisme atau serangan teror tidak terjadi di DPR. Ia pun mengapresiasi Kepolisian, khususnya Densus 88 Antiteror yang berhasil mengendus rencana itu.
"Kita tidak mau DPR, dan semua wilayah di Indonesia menjadi sasaran teror. Paham radikalisme, maupun aksi terorisme harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Kita apresiasi langkah Densus 88 yang bisa menggagalkan rencana serangan ke DPR ini. Dan kita dorong dapat diselidiki, dalam kaitan motif si pelaku," tandas Waketum PAN itu.
Jumat (1/6/2018) lalu, Densus 88 Antiteror Polda Riau menangkap tiga alumnus Universitas Riau. Ketiganya ditangkap di gedung Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau. Mereka telah mempersiapkan empat bom rakitan berdaya ledak tinggi siap ledak.
Baca juga: Fadli Tak Yakin Gedung DPR Jadi Target Bom |
Simak tentang Terduga Teroris Riau Targetkan DPR
(idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini