Bule Marah karena Selawat di Musala, MUI Minta Saling Toleransi

Bule Marah karena Selawat di Musala, MUI Minta Saling Toleransi

Jabbar Ramdhani - detikNews
Senin, 04 Jun 2018 10:04 WIB
Bule yang marah karena selawat di musala minta maaf. (Instagram @Polresbogor))
Jakarta - Kepada Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis berharap sikap toleransi di masyarakat Indonesia tetap hidup. Dia melihat fenomena bule Perancis, Frank Jean Pierre Schulthess, yang marah mendengar selawat dari musala karena tak mengenal budaya.

Cholil melihat mesti ada proses mengenali budaya tempat hidup sebelum seseorang marah. Di satu sisi, Cholil mengatakan umat Islam pun mesti bijak soal waktu menggunakan pengeras suara.


"Hanya jadi nasihat bagi siapa pun orang yang mengenal Indonesia, 'di mana kaki dipijak di situ langit dijunjung'. Dan ini bisa jadi koreksi kita bahwa pakai pengeras suara hanya bila masuk waktu saja," tutur Cholil saat dihubungi, Minggu (3/6/2018) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah larut malam, jangan pakai pengeras suara keluar, hingga mengganggu orang lain yang istirahat, apalagi orang lain yang berbeda agama dengan muslim, sehingga memicu kesalahpahaman," sambungnya.


Cholil mengatakan penggunaan pengeras suara memang sudah jadi tradisi dan budaya. Umat Islam juga diminta tak inferior terhadap budaya tersebut.

"Di Indonesia kan ada tradisi dan budaya menggunakan pengeras suara. Sebaiknya bagi orang luar harus mengerti budaya di Indonesia dan tidak dengan persepsinya sendiri lalu marah-marah sebelum mengenal adat istiadat setempat. Tindakan yang apriori menyalahkan budaya orang lain sementara itu adalah budaya setempat adalah tindakan arogan," ujar Cholil.


Video Frank Jean Pierre Schulthess, bule Perancis, marah-marah karena selawat di Musala Nurul Jadid, Bogor, Jawa Barat, jadi viral di media sosial. Frank lalu meminta maaf kepada warga dan umat Islam.

Dalam video itu, Frank tampak marah-marah karena mendengar 'karaoke' setiap hari dari pengeras suara di musala. Warga lalu menjelaskan bahwa itu selawat.

Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (2/6) kemarin. Frank saat itu mendatangi Musala Nurul Jadid dan cekcok dengan Ustaz Ade Syafei.

"WNA tersebut merasa bising dan tidak senang dengan adanya tadarus/pengajian yang memakai speaker. Akan tetapi Ustaz Ade Syafei dan remaja mengacuhkannya," kata Dicky dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (2/6).


Dicky mengatakan kejadian itu murni karena Frank tidak tahu mengenai kegiatan umat Islam. Ustaz Ade Syafei sendiri telah memaafkannya.

Permintaan maaf Frank juga terekam dalam video yang di-posting akun Instagram @Polresbogor. Frank tampak bersalaman dengan Ustaz Ade Syafei dalam video itu.

"Saya pribadi meminta maaf terhadap masyarakat Tegalwaru, Ciampea, dan umat Islam di Indonesia, umumnya, atas perkataan dan perbuatan saya menyinggung umat muslim dikarenakan saya kurang memahami bahasa Indonesia," kata Frank dalam video itu, seperti dilihat detikcom.


Tonton video Bule yang Ngamuk soal Selawat Akhirnya Minta Maaf (jbr/yas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads