Dalam video itu, Frank tampak marah-marah karena mendengar 'karaoke' setiap hari dari pengeras suara di musala. Warga lalu menjelaskan bahwa itu selawatan.
Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (2/6) kemarin. Frank saat itu mendatangi Musala Nurul Jadid dan cekcok dengan Ustadz Ade Syafei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak puas sampai situ, Frank kemudian mendatangi rumah Ustaz Ade Syafei. Di situ, Frank marah-marah dan saat itu direkam oleh tetangganya, Qodir.
"Mr Frank karena tidak puas kembali mendatangi Ustadz Ade Syafei di rumahnya dan menegur dengan sebagian bahasa yang kurang dipahami dan dimengerti dan kebetulan di rumah Ustadz Ade syafei ada saudara Qodir yang sedang memegang HP yang kemudian merekamnya," papar Dicky.
Polisi pun turun tangan. Frank dibawa ke kantor polisi untuk diwawancara dan didata.
"Sudah dilakukan mediasi pagi tadi antara WNA tersebut dengan Ustadz Ade Syafei," uajrnya.
Dicky mengatakan, kejadian itu murni karena Frank tidak tahu mengenai kegiatan umat muslim. Ustadz Ade Syafei sendiri telah memaafkannya.
"WNA menyadari akan kesalahan yang diperbuat dengan perkataan dan tersebar di medsos karena tidak mengetahui kegiatan tersebut (salawatan tadarus) merupakan kegiatan umat muslim," jelas Dicky.
Permintaan maaf Frank juga terekam dalam video yang di-posting akun Instagram, @Polresbogor. Frank tampak bersalaman dengan Ustadz Ade Syafei dalam video itu.
"Saya pribadi meminta maaf terhadap masyarakat tegalwaru, Ciampea, dan umat Islam di Indonesia umumnya, atas perkataan dan perbuatan saya menyinggung umat muslim dikarenakan saya kurang memahami bahasa Indonesia," kata Frank dalam video itu seperti dilihat detikcom.
Simak juga video "Bule yang Ngamuk soal Selawat Akhirnya Minta Maaf" berikut ini:
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini