Gara-gara ketikan jari tangannya pada telepon selulernya, warga Kasemen, Kota Serang, itu digelandang jajaran Reskrim Polres Cilegon atas tuduhan melanggar Pasal 27 ayat 4 UU ITE. Aris terancam penjara selama 6 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dia itu ternyata dendam pernah dimarahi sama kondektur pada saat dia naik kereta dari Rangkasbitung. Terus kan dia ngelihat ada officer in duty (nomor telepon) yang di kereta. Dikirim SMS-lah, ternyata HP Pak Rasidi kondektur yang kemarin. Terus kita lacak, (akhirnya) dapat tadi subuh," kata Kapolres Cilegon AKBP Rizki Agung Prakoso kepada detikcom.
Rizki mengatakan rasa dendam pelaku timbul saat dirinya naik kereta api dari Rangkasbitung ke Merak. Saat itu dia dimarahi oleh kondektur, tapi tidak diketahui pasti penyebab Aris dimarahi hingga menimbulkan dendam.
"Jadi bukan Pak Rasidi juga yang marahi dia. Tapi, karena dendam pas naik kereta, ada officer in duty, dicatat nomornya, di-SMS kemarin," ujarnya.
Aris mengakui telah mengirim pesan singkat bernada ancaman dengan bunyi SMS 'Selamat siang, saya beri tahukan di kereta lokal Merak saya tahu beberapa bom, Anda tunggu saja'.
Gegana Langsung Sisir Kereta Begitu Ada Ancaman Bom
Sebuah pesan singkat ancaman teror bom yang dikirim oleh Aris kepada petugas kereta api rute Merak-Rangkasbitung langsung direspons oleh aparat. Tim Gegana Satbrimob Polda Banten langsung melakukan sterilisasi gerbong kereta dan stasiun.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, Jumat (1/6), kereta api dengan nomor perjalanan KA 469 melaju dari arah Merak ke Rangkasbitung, mendapat SMS ancaman tersebut. Kereta api lalu diberhentikan sementara di Stasiun Cilegon.
"Kejadian pukul 16.00 WIB. Dari petugas kami bahwa ada ancaman bom melalui SMS, kami selaku pegawai stasiun langsung menghubungi polres terdekat, yakni Polres Cilegon. Petugas dari Polres langsung mengontak Gegana dan langsung melakukan sterilisasi," kata Kepala Stasiun Kereta Api Cilegon Muhammad Azizi kepada wartawan, Jumat (1/6).
Tim Gegana yang datang langsung melakukan sterilisasi di setiap sudut gerbong maupun stasiun kereta api. Penumpang kemudian diturunkan sementara demi keamanan.
"Alhamdulillah, dari penyisiran aman, tidak terjadi apa-apa, hanya SMS ancaman saja," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Detasemen Gegana Satbrimob Polda Banten AKBP Indra Yanitra Irawan mengatakan, setelah dilakukan penyisiran, tidak ditemukan sesuatu yang berbau bahan peledak. (bag/bag)











































