Michdan diterima Wakil Ketua Komisi III Erma Ranik di ruang Komisi III, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5/2018). Michdan mengadukan temuan tim soal isolasi napiter menjelang Ramadan.
"Menjelang Ramadan, dia dikunjungi keluarga dengan bawaan persiapan Ramadan. Misal membawa kurma dengan jumlah yang besar yang dibagi-bagi sejumlah napi. Sipirnya pun biasa kebagian," sebut Michdan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para napiter yang mendapat isolasi itu, disebut Michdan, ditahan di Lapas Klas II-A Pasir Putih, Nusakambangan. Dalam keterangannya, para napiter itu dipersulit melakukan ibadah.
"Dipersulit melakukan ibadah, seperti salat berjemaah dan salat Jumat," jelasnya.
Michdan mengatakan sel napiter Nusakambangan sangat tertutup. Menurutnya, ini tak baik bagi kesehatan.
"Kondisi sel yang tertutup dan terisolasi sehingga sulit bagi narapidana mendapat udara segar dan sinar matahari sehingga hal tersebut berpengaruh pada kesehatan narapidana," jelasnya.
Selain itu, Michdan menyebut timnya menemukan fakta bahwa waktu yang diberikan pihak lapas ke napiter untuk bertemu keluarga yang berkunjung sangatlah singkat. Disebutkan Michdan, keluarga napiter hanya boleh berkunjung selama 15 menit.
"Pengunjung tidak diperbolehkan memberikan makanan kepada narapidana," imbuh dia.
Menurut Michdan, isolasi napiter itu merugikan narapidana dan tim penasihat hukum. Selain itu, hal tersebut disebutnya merugikan keluarga narapidana yang melakukan kunjungan. (gbr/nvl)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 