"Soalnya kalau nggak melawan, bisa saya yang mati," kata Irfan kepada wartawan di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jalan Pramuka, Kota Bekasi, Kamis (31/5/2018).
Irfan tahu risikonya melawan begal bercelurit. Salah-salah, dia yang habis dibacok begal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberanian Irfan ini berbuah manis. Warga banyak mengapresiasinya atas nyalinya itu.
Polres Metro Bekasi Kota bahkan memberinya sebuah penghargaan. Polisi memuji keberanian Irfan dan temannya, Ahmad Rofik (19) yang berani melawan begal.
Irfan tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan.
"Ya Alhamdulillah semua ini berkat ibu bapak sekeluarga, serta guru di pondok yang memberikan dukungan. Alhamdulillah semuanya sudah selesai beres, bersyukurlah dapat penghargaan dari pak polisi," tuturnya.
Belajar Bela Diri di Ponpes
Irfan rupanya sempat belajar bela diri yang didapatnya di pondok pesantren. Dia belajar bela diri sembari nyantri di Pondok Pesantren ulum Bandungan Pakong, Pamekasan, Madura.
"Ya pernah belajar (bela diri) di pondok pesantren. Nama grupnya 'Joko Tole'. Kurang lebih satu tahun (belajar bela diri), kurang lebih tapi nggak setiap hari, cuma ikut aja gitu," tuturnya.
Selain menjadi santri, Irfan juga mengajar para santri lainnya. "Iya (mengajar). Saya juga mengayomi anak-anak, kadang ngajar kadang enggak, gantiin ustaz-ustaz," tuturnya.
Irfan menyebut guru yang mengajar santri bela diri di ponpes berasal dari Bangkalan, Madura. Dia mengatakan peristiwa begal yang menimpa dirinya menjadi pelajaran berharga.
"Di Madura nggak ada, aman kalau di Madura nggak ada yang malak-malak gitu," imbuhnya.
Tonton juga 'Dor! Polisi Tembak Mati Begal di Bekasi':
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini