"Untuk SMP negeri dan swasta, di tahun 2016 dengan jumlah sekolah 890 rata-rata kita 65,05. Tahun 2017 dengan jumlah sekolah yang menggunakan UNBK ada 8.882 rata-rata hasilnya 55,51, sedangkan untuk tahun 2018 dengan jumlah 17.760 sekolah kita mencapai rata-rata 52,96," kata Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno, saat memaparkan hasil UNBK SMP di Perpustakaan Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (28/5/2018).
Totok merinci, untuk hasil UNBK di SMP negeri, peningkatan nilai hanya ada di pelajaran Bahasa Inggris. Namun, secara rata-rata, nilai UNBK di SMP negeri mengalami penurunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahasa Inggris mengalami kenaikan, matematika mengalami penurunan dan IPA juga. Jadi penurunan di sekolah negeri rata-rata nilai tahun 2018 untuk negeri 53,42. Sedangkan pada UNBK tahun 2017 56,27," ucap Totok.
![]() |
Totok menjelaskan pada tahun ini Kemendikbud mengurangi soal berbobot mudah. Soal itu diganti soal berbobot sedang. Hasilnya masih banyak yang belum bisa menjawab soal berbobot sedang-sulit.
"Tahun 2018 ini kita kurangi soal yang mudah tapi lebih kepada soal yang bobotnya sedang. Hasil analisis kami, kemampuan anak-anak kita mayoritas ini kemampuannya hanya menjawab soal-soal yang (tingkat kesulitannya) mudah ke bawah atau menengah ke bawah. Sebagaimana yang perlu diingatkan bahwa UN ini menguji apa yang seharusnya diajarkan secara standar bukan yang sungguh-sungguh diajarkan," jelas dia.
Adapun total dari jumlah siswa peserta UNBK SMP tahun 2018 meningkat dibandingkan tahun 2017. Sebanyak 1.977.027 (61,36%) peserta, sebelumnya hanya 1.136.739 (36,05%) peserta.
Sementara itu, jumlah siswa peserta ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) SMP menurun dari 2.016.443 (63,95%) peserta di tahun 2017 menjadi 1.244.880 (38,64%) peserta di tahun 2018. (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini