China Juga Olah Air Limbah di Gurun Pasir Jalur Sutra

Mosaik Dunia Islam

China Juga Olah Air Limbah di Gurun Pasir Jalur Sutra

Fitraya Ramadhanny - detikNews
Senin, 28 Mei 2018 12:56 WIB
Pengolahan air limbah di Korla, Xinjiang, China (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)
Korla - Nun jauh di Gurun Pasir Taklamakan, Xinjiang, China, ada Kota Korla. Untuk bisa hidup dengan kondisi alam yang sulit, mereka mendaur ulang air limbah.

Jalur Sutra yang menghubungkan peradaban Islam dan China di Xinjiang, dari dulu belum berubah alamnya. Unta dan kuda, dahulu menjelajah ratusan kilometer daerah Xinjiang berupa Gurun Gobi, Gurun Taklamakan, dan Pegunungan Tianshan yang bersalju.

2.000 tahun kemudian sudah berdiri kota-kota modern di Jalur Sutra. Urumqi menjadi ibukota Provinsi Xinjiang Uighur Autonomous Region, dekat dengan Gunung Tianshan yang bersalju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun Kota Korla di Selatan Xinjiang, menghadapi tantangan alam yang lebih ekstrem. Kota Korla berdiri di Gurun Pasir Taklamakan. Pada musim semi, penduduknya sudah biasa menghadapi badai pasir halus yang terbang sampai ke awan.

Lantas bagaimana mereka memenuhi kebutuhan air? State Council Information Office China dan Information Office Xinjiang Uyghur Autonomous Region mengajak detikcom ke Kota Korla pada 7-10 Mei 2018.

Saya dibawa ke Bazhou Keda Haorui Environment Investment Co Ltd. Rupanya ini adalah unit manajemen pengolahan air limbah.


"Kami mulai membangun ini pada 2014 dan selesai 2015. Kapasitasnya 60 ribu meter kubik per hari. Sekarang baru 30 ribu meter kubik," kata perwakilan dari perusahaan mereka.

Mereka mengolah air got dan limbah yang sudah kotor dan bau. Airnya diolah hingga menjadi bersih dan bening. Kurang lebih seperti yang kemarin dibahas Wagub DKI Sandiaga Uno, namun dengan skala yang lebih besar.

Saya diajak melihat bak penampungan air got dan limbah yang hitam pekat dan bau. Wah, bau banget! Tapi air ini yang nanti akan dijernihkan.


Air limbah yang diolah tampak pekat. Air ini juga berbau menyengatAir limbah yang diolah tampak pekat. Air ini juga berbau menyengat (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)

"Kita melakukan amonia treatment. Prosesnya ada mikro organisme untuk memisahkan bahan berbahaya dan yang bisa didaur ulang pada air," jelas insinyur dari Bazhou Keda Haorui Environment Investment.

Apakah air ini untuk diminum? Rupanya tidak. Meskipun air daur ulang dari mereka berkualitas seperti air minum, tapi dipakai untuk irigasi dan pertamanan seperti menyiram bunga dan rumput.

"Untuk minum, kita mengebor sumur artesis," ujarnya.


Masih ada cara lain bagaimana Korla menyiasati hidup yang keras di Gurun Pasir Taklamakan. Saya pun diajak ke taman rekreasi Longshan Park di timur laut Kota Korla.

"Ini adalah bagian dari Gunung Korla. 20 tahun lalu tidak ada apa-apa di sini. Pada tahun 2000, semua orang menanam pohon dan bawa tanah untuk pohonnya. Dalam 18 tahun, tempat ini dari gurun menjadi taman dengan pohon dan bunga," kata Direktur Biro Kehutanan Korla, Zhang Yi Zhi.

Penghijauan ini terinspirasi dari pahlawan lingkungan Wang Cheng Bang (62) tentara veteran Red Army yang 50 tahun menanam pohon sendirian. Lalu akhirnya pemerintah Korla ikut tergerak.


Gunung gersang itu kini menjadi taman rekreasi dengan aneka wahana. Mereka sedang melakukan reforestasi seluas total 300 ribu km2.

"Kita coba bikin koridor ekologi di sekitar Kota Korla. Tanahnya banyak mengandung garam dari kita pilih pohon yang bisa hidup di sini yaitu Red Willow," ujar Zhang.

Dengan kondisi alam yang ekstrem dan rawan kekeringan, pantas saja Kota Korla di China merasa perlu untuk mendaur ulang air limbah dan got yang kotor dan bau. Peacock River yang membelah kota, menjadi harta alami yang berharga bagi mereka. (fay/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads