"Kejar tayang? Nggak ada kejar tayangnya. Apanya kejar tayang? Coba gimana? Itu kontrak (kerja) sampai Agustus. Bukan bulan ini," kata Yusmada di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (28/5/2018).
Yusmada menjelaskan proyek yang menyebabkan satu mobil 'nyungsep' itu selesai digali pada Minggu (27/5) subuh. Para pekerja memang belum membarikade satu dari beberapa lubang yang sudah digali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusmada mengira pengendara mobil tak melihat ada lubang menganga di balik gundukan tanah. Terlebih, saat kejadian warga sedang ramai datang ke gereja yang terletak tidak jauh dari proyek galian.
"Nah, Minggu pagi itu sudahh berderet orang untuk parkir. Nah, datanglah satu mobil Avanza ini untuk parkir. Nah, nggak tahu lah ini Pak Yanuar (pengemudi) umur 71, ya, barang kali dia pikir itu kosong, diterabas itu gundukan tanah, nyemplung. Jadi belum sempat dibarikade," papar Yusmada.
Meski demikian, Yusmada menyadari ada kelalaian dari pihak kontraktor. Kini, kata dia, lubang-lubang galian itu sudah dibarikade sesuai ketentuan.
"Ya, itu ada kelalaian kerja dari rekanan, membarikade baru bentuk gundukan tanah. Sudah, sekarang sudah dipagari semua. Memang rencana mau dipagari. Kan itu berurut kan SOP-nya. SOP-nya, setelah digali, dibersihkan, dibarikade," ucapnya.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Pandapotan Sinaga sebelumnya mengaku telah sering meminta Dinas Bina Marga DKI meningkatkan kewaspadaan dalam setiap proyeknya di Jakarta. Pandapotan menilai kelalaian terjadi karena Bina Marga terburu-buru dalam mengerjakan proyek di Jakarta.
"Dia ngejar tayang, Bina Marga itu kan. Mereka mengejar proses e-katalog. Proses e-katalalog kalau nggak salah itu di Juni atau Juli. Mereka kejar tayang itu, makanya seperti itu," kata Pandapotan kepada detikcom kemarin. (aan/aan)