"Ini agitasi propaganda, sekaligus nyuri start. Bukan saja di socmed, tapi sudah di daratan dan bahkan langitan kali," kata Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan PDIP Eva Kusuma Sundari kepada wartawan, Jumat (25/5/2018).
"Hegemoni imajinasi, sampai terbentuk persepsi masyarakat. Memobilisasi perasaan nggak suka ke Jokowi walau faktanya kepuasan di atas 60%," imbuh Eva mengkritik takjil #2019GantiPresiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Eva mengaku sedih terhadap gerakan ini. Menurutnya, gerakan ini licik tapi tak punya gagasan untuk diadu dengan lawannya.
"Sedihnya, tidak ada gagasan, bahkan tokoh alternatif, jadi asal nggak suka Jokowi. Ini strategi licik karena tidak mencerdaskan dan melemahkan nalar," sebut Eva.
Karena menganggap takjil #2019GantiPresiden mencuri start kampanye, Eva meminta KPU selaku penyelenggara pemilu turun tangan.
"Harusnya KPU melakukan tindakan karena merugikan Jokowi dan masyarakat, sekaligus (membuat) demokrasi nggak mutu. Pelakunya dan penggagasnya licik," tegas Eva. (gbr/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini