Kabelvision Dicurigai Cari Laba dengan Dalih Hemat Energi

Kabelvision Dicurigai Cari Laba dengan Dalih Hemat Energi

- detikNews
Jumat, 15 Jul 2005 14:06 WIB
Jakarta - Gara-gara memotong waktu tayang empat jam secara sepihak, pelanggan Kabelvision pun curiga. Penyedia jasa televisi kabel itu dicurigai berlindung di balik seruan hemat energi pemerintah untuk mencari untung."Coba ya, jangan ambil kesempatan dengan memakai alasan penghematan listrik untuk membatasi jam siaran. Yang Anda lakukan adalah mengurangi biaya produksi guna memperoleh laba lebih," kritik pelanggan bernama Suryadi Setianegara, Jumat (15/7/2005)."Inget loh, kita-kita pelanggan dan bayar iuran, kalau masih maksa untuk stop siaran, berarti harus kasih diskon 16,66 persen dari iuran," Suryadi mengingatkan.Seorang pelanggan Kabelvision dengan ID 157383 juga sumbang pendapat. Dia mengaku setuju saja ada diskon siaran empat jam kalau memang sudah ada kalkulasinya, bahwa dengan mengurangi jam tayang, maka terdapat penghematan sekian rupiah. Sehingga penghematan sekian rupiah tersebut dapat didistribusikan kepada para pelanggan Kabelvision berupa penurunan biaya langganannya.Artinya selain Kabelvision melakukan penghematan, maka para pelanggan juga melakukan penghematan. "Kalau efek penghematan tidak dirasakan oleh para pelanggan Kabelvision, ini sama saja kita para pelanggan memberikan subsidi kepada perusahaan Kabelvision," tukasnya.Di mata Vaji V Nasution, Kabelvision tidak bisa seenaknya secara sepihak mengumumkan off air tanpa berdiskusi dengan pelanggan dahulu dan tanpa adanya kompensasi mengenai iuran berlangganan.Menurutnya, Kabelvision tidak boleh menyerah pada imbauan pemerintah dan bukan kewajiban itu. "Seharusnya pihak Kabelvision mampu bernegosiasi dengan pemerintah atas kelangsungan operasionalnya," urainya.Omet juga setuju dengan Vaji. Menurutnya, kalaulah diwajibkan, Kabelvision harus melawan kebijakan pemerintah itu, sebab bisnisnya berbeda dengan televisi swasta lainnya yang non-paid.Sedangkan Angelica Tan menilai, hemat energi ini jelas merugikan pelanggan dan bukan Kabelvision. "Jika memang Kabelvison merasa dirugikan, mengapa Kabelvision tidak mengajukan gugatan keberatan kepada pemerintah? Seharusnya Kabelvision juga bertanggung jawab, karena pelanggan juga membayar jasanya dalam penyediaan layanan kabel tersebut," kecam Tan.Suara keras muncul dari Meidiana Kahpi. "Rasanya Kabelvision mengambil keputusan dengan alasan untuk memenuhi imbauan dari pemerintah untuk penghematan energi dimanfaatkan benar tanpa pikir masak. Jelas-jelas ini mengambil kesempatan dalam kesempitan, tanpa tedeng aling langsung memutuskan sepihak begitu," komentarnya.Wajar jika konsumen meminta korting iuran. "Kabelvision tidak mau rugi, langsung cari muka dengan menghentikan siaran selama empat jam dengan memanfaatkan instruksi presiden untuk hemat energi," sesalnya.Teddie Tjahjana memprediksi pelanggan Kabelvision yang berhenti langganan akan mencapai 30-40 persen jika kelompok usaha Lippo itu tidak mengembalikan kebijakannya. "Ke mana mereka beralih? Ke Indovision atau beli lagi parabola seperti zaman dulu," urainya.Taffy Sastrawiguna, pelanggan nomor 108332 dan berlangganan sejak 1998 punya hitung-hitungan diskon yang harus diterimanya. Iuran bulanannya senilai Rp 371.000 harus didiskon 4/24 jam atau 16,66 persen.Taffy juga kecewa pada YLKI yang menyebut pelanggan bisa menggugat Menkominfo, bukan Kabelvision. "Mengapa saya harus menggugat Menkominfo? Yang melakukan pemutusan siaran kan Kabelvision milik Lippo Group, dan selama ini saya membayar servis jasa yang diberikan oleh Kabelvision," protesnya. (nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads