Latar belakang Ali, yang dulu merupakan anggota tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pilpres 2014, menjadi kontroversi. Bukan mengapa, Ngabalin dikenal kerap berseberangan dengan Jokowi.
"Kok lompat-lompat, ya? Waktu pilpres kuenceng banget mojokin Jokowi, sekarang siap bela Jokowi," ucap Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir, Rabu (23/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PDIP juga mengakui Ngabalin dulu berseberangan dengan Jokowi. Namun PDIP menyebut Ngabalin saat ini sudah insyaf.
"Tampaknya Pak Ngabalin insyaf bahwa semua kata keras dan menghina kepada Pak Jokowi adalah hanyalah berdasar info yang keliru sehingga beliau emosional menuduh yang sebaliknya," ujar Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari.
Selain itu, Eva memandang Ngabalin kini telah mengakui keberhasilan pemerintahan Jokowi. Bersedia menjadi seorang tenaga ahli di KSP, disebut Eva, merupakan pengakuan Ngabalin.
"Bersedia menjadi tenaga ahli di KSP merupakan pengakuan Pak Ngabalin bahwa Presiden adalah orang baik, pintar, independen, capable, dan religius," ucapnya.
Baca juga: PDIP: Masuk Istana, Ngabalin Sudah Insaf |
Istana menjelaskan terkait penunjukan Ngabalin. Kepala KSP Moeldoko mengatakan tak ada lawan politik yang abadi.
"Bagi pemerintah, tidak ada yang namanya lawan politik. Semua adalah partner demokrasi," ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis
Moeldoko juga menyatakan alasan pengangkatan Ngabalin karena senioritas. Ngabalin bergabung dengan KSP per 1 Mei 2018. Dia menduduki posisi Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.
"Dia adalah politikus senior yang punya banyak pengalaman dan jaringan," ujar Moeldoko dalam siaran pers yang diterima detikcom, Rabu (23/5). (gbr/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini