"Ada info mahasiswa yang unjuk rasa ditangkap pada malam itu, tidak ada yang ditangkap karena kita obatkan, dibawa ke RS lalu dipulangkan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (23/5/2018).
Argo menjelaskan unjuk rasa dalam rangka peringatan 20 tahun reformasi itu diawali aksi bakar ban. Setelah itu, petugas mencoba memadamkan api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, saat proses pemadaman, terjadi gesekan antara petugas dan massa aksi. Beberapa orang terluka, termasuk mahasiswa dan polisi.
"Mengakibatkan beberapa dari petugas pun terluka dan dari mahasiswa juga terluka," papar Argo.
Baca juga: Demo HMI di Depan Istana Ricuh, 7 Orang Luka |
Selain itu, Argo menegaskan, dari sejumlah peserta aksi yang terluka itu, tak ada satu pun yang berada dalam kondisi kritis. Mereka sempat berada di RSUD Tarakan dan diperbolehkan pulang pada pukul 20.00 WIB.
"Saya tegaskan kembali anggota mahasiswa kita bawa ke RS Tarakan, tidak kritis, jadi saya tegaskan tidak kritis, jadi luka memar, lecet," ucap Argo.
Sebelumnya diberitakan, demo HMI MPO dalam memperingati 20 tahun reformasi berakhir ricuh. Tujuh mahasiswa mengalami luka dan sempat dirawat di RSUD Tarakan.
Demo digelar di pintu silang Monas barat laut depan Istana pada Senin (21/5). Jumlah massa yang mengikuti unjuk rasa itu sekitar 25 orang.
Ada 3 tuntutan yang disampaikan massa aksi. Pertama, mereka meminta Presiden Joko Widodo mencopot Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait adanya aksi teror yang terjadi belakangan ini.
Kedua, massa meminta Jokowi mengganti Kepala BIN Budi Gunawan. Ketiga, massa menuntut Jokowi-JK mundur dari jabatannya karena dinilai gagal menjalankan tugas.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini