"Itu saya titipkan pertanyaan kepada para staf yang akan mengikuti pelatihan di Kementerian Komunikasi dan Informasi, mungkin enggak kita diberi akses, dilatih, dan diberi peralatan agar bisa dan boleh memblokir akun-akun begitu?," kata Ganjar dalam acara d'Candidate yang tayang di detikcom, Rabu (23/5/2018).
Selain itu, merujuk KH Mustofa Bisri, para tokoh berpengaruh perlu juga aktif bermain media sosial dan memberikan pencerahan kepada public untuk meng-counter faham radikalisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena ada survei yang menyebutkan bahwa radikalisasi juga tumbuh dan berkembang di lingkungan instansi pendidikan, dia mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Pendidikan Tinggi agar melakukan pendekatan dan pembinaan dalam kerangka akademis yang lebih baik.
"Bisa enggak misalnya dosen, dekan, atau rektornya dicopot bila terbukti ada indikasi mereka terlibat?" ujar Ganjar.
Di sisi lain, fokus yang tak boleh diabaikan adalah sosialisasi di lingkungan terkecil, yakni keluarga. Selanjutkan sosialisasi dilakukan melalui Pos Yandu, PKK. Di tingkat masyarakat ia mengaku telah meminta agar kepala daerah dan pemerintahan hingga camat untuk mengaktifkan kembali ronda. Sisitem ini diyakininya dapat menjadi sarana komunikasi dan merekatkan mayarakat sehingga bisa saling menjaga.
Saksikan juga video tentang "antisipasi terorisme ala Ganjar Pranowo":
(ayo/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini