"Iya sempat dicurigai teroris, kemudian dia dibawa ke kantor polisi," kata Nimun, petugas P3S Jakarta Timur saat dihubungi detikcom, Rabu (23/5/2018).
Kisahnya ini berawal ketika pada Kamis (17/5) lalu, Zamirah dan suami serta tujuh anaknya diusir dari kontrakan karena tidak bisa membayar uang sewa. Mereka kemudian pergi ke masjid di kawasan Blok M, Jakarta Selatan dan menginap di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi bapak (suami Zamirah) ini nggak mau, malah dia minta diantar ke daerah Ciputat katanya mau ketemu sama Pak Tito, yang dulu ngontrakin rumah ke dia juga," jelasnya.
Di sebuah tempat di kawasan Ciputat, Hanry memutuskan untuk berhenti. Saat itu Hanry turun dari Angkot bersama satu anaknya.
"Pas suami dan satu anaknya ini turun dari angkot, si sopir ini malah langsung pergi dan membawa istri bersama 6 anaknya ke kantor polisi. Sopir angkot kayaknya curiga mereka teroris, makanya membawanya ke kantor polisi," tuturnya.
Di kantor polisi di kawasan Ciputat, Zamirah sempat diinterogasi. Barang bawaannya juga diperiksa. Sampai akhirnya, Zamirah diserahkan polisi ke Dinas Sosial Tangerang.
Petugas Dinsos Tangerang kemudian melimpahkan Zamirah dan 6 anaknya ke Dinsos Jaktim, mengingat Zamirah memiliki KTP Jakarta Timur. Petugas Dinsos Jaktim kemudian membawa Zamirah dan keenam anaknya ke Panti Bina Kasih, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Selasa (22/5) kemarin.
Baca juga: Jelang Puasa, Dinsos Jakut Jangkau 19 PMKS |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini