Nawacita Tak Populer, NasDem: Jokowi Populerkan Program

Nawacita Tak Populer, NasDem: Jokowi Populerkan Program

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Rabu, 23 Mei 2018 11:46 WIB
Johnny Plate (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Indo Barometer merilis hasil survei yang menyatakan program prioritas Joko Widodo (Jokowi), 'Nawacita', kurang populer di masyarakat. Partai pendukung Jokowi, NasDem, mengatakan Jokowi bukanlah pemimpin yang menjaga citra melalui slogan.

"Presiden itu bukan tipe orang yang menjaga citra melalui slogan, seperti Nawacita. Tapi Presiden orang yang bekerja yang fokus terhadap program. Sehingga programnya yang banyak dikenal, bukan slogannya," ujar Sekjen NasDem Johnny G Plate saat dihubungi detikcom, Rabu (23/5/2018).

Johnny menjelaskan terminologi Nawacita memang belum populer di masyarakat. Namun ia meyakini program-program detail dari Nawacita itu sendiri sudah diketahui masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau Nawacita itu yang diterjemahkan apakah pembangunan dari desa sudah berjalan? Apakah dana-dana dari APBN kebijakannya sudah didorong ke daerah lebih banyak? Apakah infrastruktur sudah dibangun? Apakah sarana pendidikan sudah jadi? Apakah ada program kesehatan yang ditanggung dibiayai APBN," jelas Johnny.

"Apakah ada program Indonesia pintar untuk pendidikan dan seterusnya program-program terkait dengan infrastruktur fisik pembangunan manusia, pendidikan, kesehatan, maka itu pasti dijawab masyarakat 'iya kami setuju itu'. Karena apa? Kesukaan terhadap Pak Jokowi-nya tinggi. Pemahaman terhadap program-program Pak Jokowi yang lebih detail itu jelas masyarakat merasakan langsung," lanjutnya.


Ketidakpopuleran program Nawacita, kata Johnny, juga karena selama ini pemerintah kurang memperkenalkan kata 'Nawacita' ke masyarakat. Presiden, menteri, DPR/MPR, kepala daerah disebutnya jarang menggunakan kata 'Nawacita' dalam pidatonya.

"Selama lima tahun ini berapa kali sih Bapak Presiden menyebutkan Nawacita? Karena Bapak Presiden bukan orang yang menonjolkan citra-citra dengan label-label dan diksi-diksi seperti itu. Tetapi itu adalah rangkuman program Bapak Presiden lebih detail lebih fokus yang diomongkan itu program-program yang dilaksanakan. Yang merupakan terjemahan dari Nawacita itu sendiri," tuturnya.

"Jadi kalau ditanya memang terminologi Nawacita tidak populer bisa betul, tetapi apakah program-program Pak Jokowi tidak populer? Tidak. Sangat populer," lanjut Johnny.

Karena itu, Johnny juga meyakini rakyat telah puas terhadap program-program yang merupakan bagian dari Nawacita itu sendiri. Ia juga yakin program detail Nawacita telah populer di masyarakat.

"Sangat populer itu dibuktikan dengan apa? Coba survei banyak yang suka nggak dengan program Pak Jokowi? Banyak, 75 persen suka. Coba ditanya sama masyarakat jalan, jembatan, irigasi, bandara, rumah sakit, terbangun nggak? Iya masyarakat bilang. Coba ditanya masyarakat di desa-desa kamu, ada nggak itu infrastruktur dasar desa? Iya sekarang. Dulu belum. Sekarang ada semua," paparnya.

Indo Barometer merilis tingkat pengetahuan dan kepuasan publik terhadap program prioritas Joko Widodo (Jokowi) atau Nawacita. Hasilnya, mayoritas publik belum mengetahui program Nawacita Jokowi.

Survei dilakukan pada 15-22 April 2018 di 34 provinsi terhadap 1.200 responden dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei dilakukan dengan menanyakan 'Pemerintahan Jokowi-JK membuat program prioritas dengan nama Nawacita, apakah Bapak/Ibu mengetahui program tersebut?'

Berikut ini hasil survei Indo Barometer tersebut:

Tingkat pengetahuan:
Pernah mendengar/mengetahui: 37,6%
Tidak pernah mendengar/mengetahui: 58,2%
Tidak menjawab: 4,2%

Tingkat kepuasan:
Cukup puas/sangat puas: 39,4%
Kurang puas/tidak puas sama sekali: 20,0%
Tidak tahu/tidak jawab: 40,6% (gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads