detikcom menjajal JPO tersebut. JPO ini memiliki 48 anak tangga. JPO ini menjadi jalan alternatif bagi warga yang hendak menyeberangi rel kereta api ke Jalan Margonda. JPO ini melintangi rel kereta api.
![]() |
Sejumlah pejalan kaki mengaku cukup kelelahan menggunakan JPO ini. Apalagi di bulan puasa, pejalan kaki harus kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nai menaiki tiap anak tangga sambil memikul kardus. Dia terlihat berhenti sejenak untuk mengumpulkan energi karena kelelahan menaiki anak tangga plus membawa barang bawaan.
![]() |
Dia mengaku sering menggunakan JPO tersebut untuk menyeberang ke Jalan Margonda Raya. Dia terpaksa menggunakan JPO itu karena tidak berani menyeberang perlintasan rel KA. Lagi pula, jarak dari Stasiun UI ke perlintasan rel KA di kawasan UI cukup jauh.
Seorang mahasiswa bernama Ramadan juga mengaku biasa menggunakan JPO tersebut. Ramadan berkisah sedikit soal jembatan yang dijuluki 'JPO aborsi' ini.
"Oh ini jembatan penyeberangan Stasiun UI atau jembatan Barrel. Tapi dinamain gitu (JPO aborsi) karena ini tinggi dan kalau ada ibu hamil jatuh dari jembatan katanya pasti keguguran, ceritanya gitu sih," kata Ramadan.
![]() |
Seorang pelajar SMA bernama Nisa juga mengaku kecapekan saat menaiki JPO tersebut. "Capek Mas, tinggi jembatannya," kata Nisa.
Kondisi JPO yang tinggi ini juga dikeluhkan oleh seorang ibu hamil bernama Shinta (31). Dia berharap agar JPO itu difasilitasi lift untuk mengakomodasi ibu hamil seperti dirinya.
"Kalau bisa sih dikasih akses khususlah buat yang hamil atau lansia. Kan gini capek juga," kata Shinta.
Shinta sendiri mengaku sering menggunakan JPO itu. Soal sebutan 'JPO aborsi', Shinta mengaku baru mengetahuinya.
"Oh gitu, aduh kenapa gitu ya, ih... aduh kok jahat namanya ya," tutur Shinta. (mea/mea)