"Pertama, mereka yang ada kita pilah menjadi dua, ada perorangan dan atas nama kelembagaan. Perorangan tentu saya tidak hafal, cukup banyak," kata Lukman di kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua pihak itu, menurut Lukman, meminta nama-nama penceramah. Tapi memang mereka tidak meminta Kemenag mengeluarkan rilis.
"Mereka tidak meminta merilis. Mereka meminta 'tolong kami diberikan nama-nama penceramah'. Jadi ini sebenarnya prosesnya sudah cukup lama, tiga-empat bulan yang lalu. Tapi biasanya permintaan itu hanya sekadar mengkonfirmasi nama si fulan ini bagaimana," tutur Menag.
Menurut Menag, permintaan ini sebetulnya hal biasa. Mungkin karena momen Ramadan sehingga permintaan jadi meningkat.
"Kami di Kemenag tidak mungkin lagi meladeni mereka satu per satu karena banyak sekali. Itulah maka cara kami memenuhi, melayani mereka, dengan menerbitkan rilis tadi. Sudah dipublikasikan saja nama-nama yg sementara kami dapatkan, yang dalam waktu dekat bisa digunakan oleh mereka yang membutuhkan," ujarnya.
Permintaan rilis nama ini, menurut Lukman, karena mereka tak ingin ceramah diisi hal-hal yang dapat meresahkan.
"Tapi memang kami mendapatkan masukan dasar dari mereka yang meminta itu adalah karena mereka tak ingin ceramah keagamaan itu diisi dengan hal-hal yang justru bisa berpotensi menimbulkan keresahan di tengah umat. Itulah mengapa kemudian mereka meminta kepada kami," papar Lukman. (rna/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini