20 Tahun Reformasi, Ketua MPR Soroti Ketimpangan sampai Daftar Dai

20 Tahun Reformasi, Ketua MPR Soroti Ketimpangan sampai Daftar Dai

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Senin, 21 Mei 2018 16:48 WIB
Diskusi 20 tahun reformasi di MPR. (Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan mencatat sejumlah hal yang belum diraih Indonesia setelah 20 tahun reformasi. Apa saja?

"Di MPR kami punya catatan. Pertama, ketimpangan antara kaya dan miskin. Padahal tujuan reformasi, keadilan kesejahteraan bersama," ujar Zulkifli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zulkifli juga menyoroti soal perpecahan bangsa. Dia menyinggung kebijakan Kementerian Agama yang merekomendasikan 200 nama dai.

"Diskusi kami di MPR sekarang ini demokrasi Pancasila, demokrasi kesetaraan itu menghasilkan social distrust, politik pecah-belah. Kemarin Kementerian Agama rekomendasi 200 ustaz, ngawur itu, blunder besar. Itu politik belah bambu, yang lain dipijak. Itulah, Kemenag harus minta maaf," kata dia.

Zulkifli juga menyoroti sistem pemilihan kepala daerah secara langsung. Menurutnya, ini menjadi pemecah masyarakat juga.



"Pilkada seperti pertarungan lawan Belanda. Kita dibagi dua. Terbelah," ucapnya.

Terakhir, Zulkifli menyoroti masalah penegakan hukum. Dia juga bicara soal korupsi.

"Keadilan penegakan hukum. Hukum berlaku sebelah. Korupsi? Sudah hampir 300 kepala daerah, semua parpol kena korupsi," tegas dia. (gbr/bag)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads