"Sekarang mulai lagi dengan Gerindra ngobrol dan itu normal, dengan partai-partai lain juga kita ngobrol," ujar Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan di kompleks MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (18/5/2018).
Baca juga: Pro-Kontra #SBYJelaskan ke Jokowi |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ditanya mungkin nggak itu membentuk poros ketiga, sangat bergantung nanti 27 Juni setelah pilkada. Ada nggak korelasi langsung pilkada dengan pilpres? Ada," ujar Hinca.
Pernyataan Hinca seakan memberi sinyal Partai Demokrat berjarak dengan PDIP. Namun Waketum PD Syarief Hasan berharap tagar #SBYJelaskan tak mengganggu hubungan partainya dengan PDIP.
"Ya kita harapkan tidak begitu," kata Syarif.
Munculnya tagar #SBYJelaskan berawal dari pernyataan Jokowi tentang subsidi BBM dan harga BBM di Papua yang kini sudah satu harga. SBY lalu mencuit untuk menanggapi pernyataan itu.
Ketua DPP Hendrawan Supratikno lalu berharap hal ini tak mengganggu hubungan PD dan PDIP. Hendrawan menilai SBY sosok yang negarawan.
"Komunikasi politik itu kan terus-menerus harus dikembangkan. Politisi yang tidak mengembangkan komunikasi politik itu politisi kesepian. Terus, (penjajakan) terus berjalan," kata Hendrawan.
Hingga saat ini Partai Demokrat belum menentukan akan berkoalisi dengan siapa. Partai itu juga belum mendeklarasikan capres ataupun cawapres untuk diusung di 2019.
Sementara itu PDIP sudah mendeklarasikan Jokowi untuk kembali jadi capres. Jokowi juga sudah dapat dukungan 4 partai lainnya selain PDIP.
Meski Jokowi sudah kantongi dukungan 5 partai di parlemen, tetapi PDIP tak mau serta merta menutup komunikasi dengan PDIP. Tapi, setelah ramai #SBYJelaskan apakah SBY masih mungkin mendukung Jokowi? (bag/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini