Tenda untuk Pelayat pun Belum Sempat Dibongkar
Kamis, 14 Jul 2005 13:08 WIB
Tangerang - Tenda berwarna oranye itu sudah terpasang sejak Sabtu lalu, 9 Juli 2005. Tenda itu dipasang untuk para pelayat yang datang. Kini, tenda dan kursi-kursi akan semakin lama terpasang di depan rumah Iwan Siswara Rapei yang bercat putih itu.Kesedihan jelas menyeruak di rumah Iwan yang beralamatkan di Jl. Pondok Cempaka II Blok SR 14/7, Melati Mas Residence, Serpong, Tangerang. Dalam waktu lima hari, ada tiga nyawa penghuni rumah itu yang meninggalkan dunia fana ini.Sabtu lalu, anak bungsu Iwan bernama Thalita Nurul Azizah (1) meninggal dunia. Lalu pada Selasa, 12 Juli 2005, Iwan Siswara dipanggil Yang Maha Kuasa. Selanjutnya pada Kamis (14/7/2005), Sabrina Nurul Aisyah mengikuti adik dan ayahnya itu ke alam baka. Sabrina merupakan putri kedua Iwan.Ketiganya meninggal dalam rentang waktu yang begitu pendek. Ketiganya divonis mengidap penyakit pneumonia cluster (radang paru-paru berkelompok). Sebelum ada penjelasan dari Departemen Kesehatan dan RS Siloam Gleneagles, sempat dikabarkan Iwan dan anggota keluarganya itu terjangkit penyakit flu burung.Dengan meninggalnya Iwan dan dua putrinya itu, tentu penyakit yang diderita mereka luar biasa dahsyatnya. Depkes masih terus menyelidiki penyakit yang menimpa keluarga Iwan, termasuk dengan meneliti hubungan tikus-tikus yang ada di rumah Iwan dengan penyakit tersebut.Yang paling bersedih tentunya Lien Rosalina (37), istri Iwan. Kehilanganan putri bungsu dan suaminya, membuat Lien sangat terpukul. Dia shock. Saat ditemui detikcom, Rabu kemarin, 13 Juli 2005, di rumahnya, kesedihan mendalam terpancar dari wajah Lien.Air matanya habis terkuras. Dia tidak bersedia diwawancarai wartawan. Bisa dibayangkan, kini Lien juga harus kehilangan anak keduanya, Sabrina. Ujian yang begitu pahit dirasakan Lien. Dalam lima hari, dia harus kehilangan tiga orang yang sangat disayanginya.Kini Lien harus tinggal bersama anak sulungnya, Fariz Rizqi Nurrahman (12), kelas 1 SMP Al Azhar Tangerang. Tidak ada cara lain, selain Lien harus merelakan kepergian tiga anggota keluarganya yang dicintainya. Dalam waktu lima hari, para pelayat terus-menerus mendatangi rumah Lien. Tenda warna oranye yang disiapkan untuk pelayat pun belum sempat dibongkar. Dan dengan meninggalnya Sabrina, tenda kedukaan itu akan makin lama terpasang. Karangan bunga dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), instansi tempat Iwan bekerja, juga dipasang di depan rumah sejak Rabu kemarin. Kini, karangan bunga dari Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar juga dikirimkan sebagai tanda duka.
(asy/)