Najib benar-benar terpukul saat dirinya kalah dalam pemilu 9 Mei lalu. Namun tak berhenti di situ, dia kini sedang menghadapi gelombang penyelidikan terkait skandal korupsi 1MDB yang ditengarai merugikan negara sebesar USD 3,5 miliar.
Koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpin Najib gagal meraih suara mayoriyas dalam pemilu. Koalisi BN kalah dari Koalisi Pakatan Harapan (PH) pimpinan Mahathir Mohamad meraih 113 kursi Dewan Rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UMNO merupakan anggota koalisi BN yang berkuasa di Malaysia selama 60 tahun terakhir.
Dalam pidatonya, Najib menyatakan menerima keputusan rakyat Malaysia dalam pemilu. Namun ada yang menarik dari pernyataannya. Dia menyatakan, tidak ada satu pun partai yang meraih mayoritas sederhana (simple majority), sehingga PM Malaysia selanjutnya akan diputuskan oleh Yang di-Pertuan Agong, Sultan Muhammad V. Dia seakan masih tidak rela mengakui kekalahannya.
Kamis (10/5) malam, Mahathir resmi dilantik menjadi PM Malaysia di Istana Negara, Kuala Lumpur. Dia dilantik setelah proses pengambilan sumpah oleh Yang di-Pertuan Agong.
Sesaat setelah pelantikan, Mahathir langsung menyatakan bertekad akan menyelidiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan pemerintahan di bawah pimpinan Najib.
"Kita butuh waktu. Ada banyak kesalahan yang dilakukan pemerintahan sebelumnya, namun kita tak bisa melakukan semuanya dalam satu hari, jadi Anda harus bersabar," kata Mahathir seperti dilansir Reuters, Senin (14/5).
Mahathir memenuhi ucapannya. Sabtu (12/5) dia memerintahkan Departemen Imigrasi Malaysia mencegah Najib dan istrinya ke luar negeri. Dia juga mencopot Jaksa Agung Mohamed Apandi Ali yang membersihkan najib dari skandal 1MDB. Mulai dari sini,
Pada Rabu (16/5) tokoh oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, resmi mendapat pengampunan kerajaan (royal pardon) dari Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V. Anwar keluar dari Cheras Rehabilitaion Hospital sebagai pria bebas.
Di hari itu juga Polisi Diraja Malaysia sudah bergerak menyelidiki skandal korupsi 1MDB Najib. Tak tanggung-tanggung, rumah pribadi Najib di Taman Duta dan sejumlah lokasi lainnya digeledah habis.
![]() |
Direktur Departemen Investigasi Kejahatan Komersial Kepolisian Malaysia, Komisioner Amar Singh telah membenarkan bahwa penggeledahan itu terkait penyelidikan skandal korupsi 1MDB. Setidaknya uang tunai Rp 2,2 miliar dan berbagai jenis barang mewah disita dari rumah Najib. Penyelidikan kini masih terus berlangsung.
Baca juga: Najib Razak Kian Sulit Lolos dari Penjara |
Anwar yang telah bebas kemudian bercerita. Dia mengungkap menerima 2 panggilan telepon dari Najib usai pemilu. Menurut Anwar, dia memberi saran pada Najib saat itu.
"Ketika dia menelepon pada malam hari pemilu, saya menyarankannya sebagai teman untuk menyerah dan melanjutkan hidup," tutur Anwar kepada Reuters soal percakapannya dengan Najib pada malam pemilu.
"Dia terus mengelak ... dia menolak untuk menyerah lebih cepat. Setelah panggilan telepon kedua, dia (Najib-red) sungguh-sungguh hancur," sambung Anwar. Dia tidak menyebut kapan Najib meneleponnya yang kedua kali dan apa topik yang dibahas.
Anwar mengaku tidak dendam pada Najib meski telah menjebloskannya ke penjara atas kasus sodomi. Anwar bahkan menyebut dirinya telah memaafkan Najib. Namun, Anwar menegaskan Najib harus memberikan penjelasan kepada rakyat soal ketidakadilan yang dilakukannya selama menjabat PM Malaysia.
Terkait kasus skandal korupsi 1MDB, Anwar meyakini Najib tidak akan lolos dari jerat hukum.
"Najib telah melakukan ketidakadilan terhadap rakyat dan dia harus menjelaskannya kepada rakyat," ujarnya. Anwar juga meyakini Najib akan segera menghadapi dakwaan terkait kasus ini.
"Akan sulit buatnya untuk lolos dari penjara," ujar Anwar yang telah ditunjuk menjadi anggota Dewan Kepresidenan oleh Mahathir. (hri/nkn)