Cerita awal terbentuknya JAD dituturkan jaksa Anita Dewayani dari surat tuntutan yang dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera, Jumat (18/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adalah fakta, bahwa sekitar Oktober 2014, Aman Abdurrahman memanggil Marwan alias Abu Musa, Zainal Anshori alias Abu Fahry untuk datang menjenguknya di Lembaga Pemasyarakatan Kembang Kuning Nusakambangan, dan pada saat itu terdakwa menyampaikan tentang Daulah Islamiyah ISIS pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi, dan umat Islam wajib mendukungnya," kata jaksa.
Diperlukan wadah pendukung ISIS di Indonesia. Saat itu wadah organisasi belum dinamakan JAD, namun yang sudah jelas bahwa organisasi itu mendukung ISIS.
Aman menyarankan Marwan alias Abu Musa, Zainal Anshori, dan Abu Khatib membentuk organisasi yang mewadahi para pendukung Daulah atau Khilafah Islamiyah atau ISIS dari Suriah.
Tujuannya ada beberapa poin, yakni sebagai wadah menyatukan para pendukung ISIS di Indonesia yang berasal dari berbagai organisasi Islam, mempersiapkan kaum muslimin Indonesia untuk menyambut kedatangan Khilafah Islamiyah, menyatukan pemahaman dan manhaj dari para pendukung Anshar Daulah, dan mempersiapkan orang-orang yang hendak pergi berjihad.
Baca juga: JAD, Penebar Teror di Indonesia |
"Bahwa kemudian wadah tersebut oleh Marwan alias Abu Musa dinamakan Jamaah Ansharut Daulah atau JAD yang maknanya adalah jamaah pendukung daulah," kata jaksa.
Jadi yang memberi nama wadah pendukung ISIS di Indonesia sebagai JAD adalah Marwan alias Abu Musa. Kemudian, Aman Aburrahman menunjuk Marwan sebagai pimpinan pusat JAD, dan Zainal Anshori ditunjuk Aman sebagai piminan JAD wilayah Jawa Timur. Pertimbangannya, dua orang itu punya banyak jemaah.
"Bahwa anjuran berdakwah Aman Abdurrahman telah ditindaklanjuti oleh Zainal Anshori yang bekerja sama dengan Gus Rom mengadakan daurah di Malang yang merupakan cikal bakal terbentuknya Jamaah Anshar Daulah wilayah Jawa Timur dan sekaligus menyusun kepengurusan JAD wilayah Jawa Timur dan menyusun beberapa program kerjanya," kata jaksa.
Mereka bahkan telah melaksanakan program kerja seperti melaksanakan pelatihan militer alias tadrib asykari di Gunung Panderman, Malang, Jawa Timur pada awal 2015. Kegiatan pelatihan militer itu diisi latihan bela diri, push up, dan tausiah pemberi semangat jemaah untuk berjihad.
Simak juga video "Aman Abdurrahman: Pendiri JAD dan Julukan Singa Tauhid" berikut ini:
(dnu/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini