Mahfudz Siddiq Warning PKS: Jangan Sampai Melorot ke Papan Bawah

Mahfudz Siddiq Warning PKS: Jangan Sampai Melorot ke Papan Bawah

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 18 Mei 2018 11:22 WIB
Foto: Elvan
Jakarta -

Tak ada pilihan bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk berlari kencang mengejar target Pemilu 2019. Kalau tidak, maka PKS bisa anjlok ke papan bawah.

"Selama pemilu 2004,2009 dan 2014 PKS berhasil dan bertahan sebagai partai papan tengah. Nah jangan sampai PKS melorot ke papan bawah di pemilu 2019. Karena banyak hal yang berubah, mulai dari sistem pemilu sampai dengan profil demografi pemilih," kata anggota DPR dari PKS, Mahfudz Siddiq, kepada wartawan, Jumat (18/5/2018).


Salah satu kunci bagi pencapaian target PKS di pemilu 2019, menurut Mahfudz, dengan menjadikan 9 capres/cawapres sebagai mesin pendulang suara. Maka mesin itu harus diaktifkan secara maksimal apalagi targetnya 12% suara nasional.

"Aturan yang ada sekarang justru mesin dimatikan dan hanya jadi pajangan untuk dipilih. Cara seperti ini justru akan mencelakakan PKS. Apalagi di banyak survei, elektabilitas PKS masih kisaran 2 sd 4 %. Maka tidak ada alasan lagi kecuali semua capres/cawapres PKS turun menggerakan basis dukungan politik bagi dirinya dan bagi PKS," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika selama ini capres/cawapres dilarang sosialisasi, malah jadi memicu pertanyaan banyak pihak. Ada apa ini? Apa ada skenario lain di balik itu? Apa PKS yakin dilamar partai lain?" imbuhnya.


Mahfudz menilai kebijakan tersebut akibat cara berpikir yang keliru. Yaitu memposisikan diri sebagai subordinat partai lain. Pikiran sederhananya, Mahfudz menambahkan, PKS jadi cawapres partai lain, lalu nunggu dilamar. Cara berpikir macam ini tidak akan berlaku di lapangan politik.

"PKS harus aktif menentukan takdir politiknya sendiri. Sebagai partai papan tengah, PKS bisa ikut menentukan formasi di lapangan. Coba bayangkan, jika PKS pasif dan hanya memajang 9 capres/cawapresnya, lalu di ujung ternyata tidak ada yg melamar PKS, gimana? Apa ada waktu mengubah strategi di ujung, saat pertarungan pemilu sudah di depan mata?," pungkasnya.



Simak juga video "Lewati Deadline PKS, Bagaimana Nasib Prabowo?" hanya di 20Detik:






(van/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads