Jadi Bandar Judi Lotere Kelas Teri, Fatimah Ditangkap

Jadi Bandar Judi Lotere Kelas Teri, Fatimah Ditangkap

- detikNews
Rabu, 13 Jul 2005 19:25 WIB
Palembang - Penjudi kelas kakap tampaknya masih belum tersentuh. Polisi masih sebatas menangkapi para penjudi kelas teri. Di Sumatera Selatan, misalnya. Seorang bandar judi lotere, Fatimah, ditangkap polisi. Fatimah (26) bisa dibilang jadi bandar judi kelas teri. Harga satu kupon lotere yang ditanganinya hanya Rp 200. Hadiahnya pun barang-barang kebutuhan rumah tangga.Warga Rumah Susun Blok 21 Lantai 2, Palembang itu ditangkap polisi saat melakukan judi lotere tersebut di rumah seorang warga di Tanggaraja, 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) 1 Palembang, Rabu (13/7/2005). Fatimah ditangkap polisi dengan barang bukti berupa sabun mandi, susu kaleng, gula, diterjen, mi instan, dan uang sebesar Rp 3 ribu.Kasat Intelpam Poltabes Palembang AKP Ratno Kuncoro kepada detikcom, Rabu (13/7/2005) menyatakan, modus judi lotere tersebut, para pemasang membeli kupon seharga Rp 200 per buah. Nah, bila pasangan cocok dengan nomor hadiah, maka akan didapatkan hadiah berupa barang-barang kebutuhan rumah tangga tersebut.Yang menyebabkan Fatimah dilaporkan masyarakat ke polisi, judi lotere ini juga melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak. "Fatimah kini diamankan di Polsek Seberang Ulu 1," kata Ratno.Masih terkait dengan pemberantasan perjudian, Polsek Seberang Ulu (SU) 1 juga mengamankan satu mesin jack pot di rumah Sakdiah binti Umar yang beralamat di Jl. KH Wahid Hasyim, Lorong Pembangunan RT 18 No 1064, Kelurahan Tuan Kentang Dalam. "Tapi, saat ditangkap mesin jack pot tidak beroperasi. Pemilik tengah dimintai keterangan," kata Ratno.Terkait dengan pemberantasan perjudian di Palembang, kata Ratno, pihaknya terus memburu perjudian dalam bentuk apa pun. "Umumnya memang perjudian kecil, sebab tak ada lagi judi besar di Palembang. Dari dadu guncang, lotere, dan togel. Tetapi, hari ini kami tidak mendapatkan peredaran togel. Mungkin mereka ketakutan dari pemberitaan di media massa," kata Ratno. Ratno menjelaskan, selama tiga bulan terakhir, sudah 26 tersangka kasus perjudian yang diproses dan dilimpahkan ke kejaksaan.Penjudi Togel Ketakutan Sementara itu, bandar, pengecer dan pembeli toto gelap alias togel di Palembang tampaknya tidak mau mengambil risiko. Mereka lenyap seperti ditelan bumi. Ancaman kepolisian untuk memberantas mereka tanpa ampun tampaknya mujarab, apalagi sejumlah pelakunya satu per satu diciduk.Sejumlah pengecer togel mengaku sudah tutup. "Kami tidak jualan lagi. Kami tutup. Tutup. Jangan sebut-sebut lagi kami jualan, bahaya. Kami tidak mau lagi jualan togel. SBY dan Kapolri kayaknya tidak main-main," kata seorang pengecer togel di kawasan Kalidoni, Rabu (13/7/2005).Pengakuan yang sama dilontarkan seorang pengecer togel di Plaju. "Tutup. Siapa bilang aku jualan togel? Tidak benar itu," kata si pengecer.Di sejumlah pangkalan penarik becak, juga tidak tampak kesibukan menyotang (menghitung angka togel, red) seperti hari-hari sebelumnya. "Sudah tidak ada lagi togel. Kalau ada yang berani jualan ditangkap," kata seorang penarik becak di simpang empat Pasar Lemabang.Menariknya, para penarik becak pun kini takut bermain judi domino. "Kami juga tidak mau main kartu. Kabarnya, kalau ketahuan polisi ditembak," kata si penarik becak itu. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads