"Seharusnya anak-anak mendapat perlindungan dan pendidikan yang layak, bukan malah mendapatkan pemahaman teroris dan diajarkan paham-paham sesat. Ini sangat memprihatinkan. Mereka generasi penerus bangsa, dan harus mendapat perlindungan," tegas Taufik di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Taufik mengatakan, anak-anak yang terlibat dalam aksi terorisme itu bukanlah pelaku teroris sebenarnya. Anak-anak itu malah menjadi korban dari orang tuanya yang berada dalam ajaran yang sesat. Kepolosan anak-anak disalahgunakan orang tuanya untuk ikut terlibat dalam kejahatan terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga, anak terduga teroris akan diberikan pendampingan psikologis:
"Hal ini perlu diwasapadai agar pelibatan anak-anak dalam aksi terorisme tidak terjadi lagi. Anak-anak harus mendapat perlindungan, dan itu juga amanat Undang-Undang Perlindungan Anak. Aksi terorisme harus diperangi. Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat aktif, dan tokoh agama untuk menyelamatkan umat dari ajaran sesat," tandas Waketum PAN itu.
Diketahui, serangan bom bunuh diri di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) dan Senin (14/5/2018) menguak pola baru. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan para pelaku itu melibatkan anak-anak mereka dalam aksinya. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini