Imam Besar Istiqlal: Semoga Hadirnya Ramadan Menyejukkan Semua

Imam Besar Istiqlal: Semoga Hadirnya Ramadan Menyejukkan Semua

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Selasa, 15 Mei 2018 22:20 WIB
Imam Besar Istiqlal: Semoga Hadirnya Ramadan Menyejukkan Semua
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (Foto: dok. detikcom)
Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berharap kehadiran bulan Ramadan dapat meredakan ketegangan situasi bangsa Indonesia saat ini. Hal itu berkaitan dengan rentetan kasus terorisme yang belakangan terjadi.

"Harapan kita, Ramadan menyejukkan semuanya, ketegangan akan menjadi lentur, setelah hadirnya Ramadan," ujar Nasaruddin di kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).

Menurut Nasaruddin, kasus terorisme yang mengganggu stabilitas keamanan bangsa saat ini merupakan ujian bagi Indonesia untuk 'naik kelas'. Ia berharap peristiwa tersebut dapat menambah kematangan spiritual umat Islam di Indonesia.

"Semoga bulan suci Ramadan ini tetap kita khusyuk sekalipun ada gangguan sedikit dalam masyarakat kita. Mudah-mudahan itu menjadi pembelajaran buat kita. Dalam menjalankan kehidupan, selalu ada ujian," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasaruddin mengungkapkan selama ini Indonesia merupakan negara paling aman untuk menjalankan ibadah puasa. Untuk itu, ia berharap, Ramadan di Indonesia akan terus dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain.

"Kita harus pertahankan ini. Yang tadi jauh dari Bandung, dari Bogor, datang ke Jakarta seorang diri, seorang perempuan tanpa ada tantangan. Kalau di Afghanistan pergi ke masjid, pulang (jadi) mayat, kan," tutur Nasaruddin.

"Jadi kita tidak mesti harus negara Islam, tetapi negara islami dengan Pancasila. Paling aman menikmati ibadah bulan suci Ramadan daripada kota dengan merek negara Islam. Siapa yang bisa kita contoh? Sekarang ini Indonesia itu contoh terbaik. Jangan dinodai dengan aksi kekerasan seperti kemarin," lanjutnya.

Malam ini pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1439 H jatuh pada Kamis, 17 Mei 2018. Penetapan tersebut menggunakan cara istikmal atau menggenapkan bulan Syakban menjadi 30 hari. (jor/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads