Berdasarkan penelusuran detikcom, proyek BRT ini merupakan arahan presiden yang dijabarkan dalam Surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas kepada Wakil Presiden Republik Indonesia Nomor: 0242/M.PPN/07/2013 tertanggal 31 Juli 2013 perihal Pemanfaatan Ruang Gerak Fiskal RAPBN 2014.
Surat itu berisi pengembangan angkutan umum BRT di 6 kota besar, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 382 M. Keenam kota yang dimaksud adalah Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo), Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung Metropolitan Area (Bandung, Cimahi, Sumedang), Surabaya Metropolitan Area (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan), dan Mammnisata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengembangan angkutan umum BRT dana yang dianggarkan Rp 382 miliar, diambilkan dari anggaran ruang gerak fiskal yang nanti juga akan bertambah lagi," kata Djoko pada Maret 2014.
Khusus BRT Mamminasata, nilai proyek ini menelan anggaran Rp 53 miliar dan telah termasuk penyediaan 30 unit bus.
"Kita menyayangkan anggaran sebesar itu tidak berdampak pada peningkatan pelayanan publik di bidang transportasi," ujar anggota DPRD Sulsel Irfan AB di Makassar, Sulsel, Selasa (15/5/2018).
"Ini menunjukkan lemahnya perencanaan," tegas Irfan.
Sebelumnya, puluhan halte BRT yang menghubungkan Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar tidak terpakai dan karatan. Halte ini akhirnya penuh sampah dan berbau pesing.
Halte-halte itu dapat terlihat terpasang di jalan-jalan utama yang menghubungkan Maros-Makassar-Sungguminasa-Takalar.
"Tidak pernah terpakai halte ini. Busnya saja saya tidak pernah lihat," kata warga Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Yunus, di Makassar, Sulsel, Selasa (15/5).
Halte-halte ini bahkan sudah terlihat usang dan penuh karat. Tidak hanya itu, tercium bau pesing di sekitar halte. Sampah dan debu pun mulai menumpuk di halte. (fiq/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini