Rusuh Mako Brimob Tak Cuma soal Makanan Napi

Rusuh Mako Brimob Tak Cuma soal Makanan Napi

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Selasa, 15 Mei 2018 08:36 WIB
Mako Brimob (Yuni Ayu Amida/detikcom)
Jakarta - Sepekan yang lalu, terjadi kerusuhan oleh narapidana teroris dalam rutan di Mako Brimob. Mulanya penyebab kerusuhan disebut soal makanan, tapi kini terungkap bahwa ada latar belakang lain.

"Kembali saya tegaskan kerusuhan di Mako Brimob itu tidak sekadar masalah makanan yang tidak boleh masuk dari keluarga kepada para tahanan, tapi juga karena ada dinamika internasional tadi serta upaya untuk melakukan kekerasan pembalasan atas ditangkapnya pimpinan mereka," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam konferensi pers di Mapolda Jatim di Surabaya, Senin (14/5/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerusuhan di Mako Brimob terjadi pada Selasa (9/5) sore menjelang malam. Saat itu seorang napi teroris bernama Wawan mengamuk setelah tak mendapatkan makanan titipan dari keluarganya.

Keributan Wawan kemudian merembet ke napi lain hingga akhirnya tembok rutan berhasil dijebol dan para napi merebut senjata. Ada 9 anggota Polri yang disandera para napi: 1 orang dibebaskan, 3 orang terluka parah, dan 5 anggota lainnya gugur. Sementara itu, ada 1 napi teroris yang tewas dalam peristiwa ini.

Kerusuhan baru dinyatakan selesai setelah sekitar 36 jam kemudian. Selama kerusuhan berlangsung, para napi juga meminta bertemu pimpinan JAD Aman Abdurrahman alias Oman.



Oman juga disebut sebagai pimpinan ISIS di Indonesia. Oman sedianya akan bebas, tapi dia kembali ditangkap lantaran diduga terkait dengan teror bom di Jl MH Thamrin pada 14 Januari 2016.

Penangkapan kembali Oman, menurut Tito, menyulut upaya balas dendam sel teroris. Bermula dari sel teroris yang ada di Mako Brimob, kemudian merembet ke jaringan lainnya hingga terjadi rentetan teror di Surabaya dan Sidoarjo.

"Di tingkat lokal, saya menyampaikan diduga pembalasan dari kelompok JAD karena pemimpinnya, Aman Abdurrahman, yang ditahan dalam kasus pendanaan dan pelatihan paramiliter bersenjata di Aceh, kemudian yang bersangkutan divonis dan harusnya keluar bulan Agustus lalu kemudian ditangkap kembali karena diduga keras terkait dengan perencanaan, pendanaan, kasus bom Thamrin di Jakarta awal tahun 2016," papar Tito.

Sebelumnya, Tito juga menyatakan kerusuhan di Mako Brimob telah membuat panas sel teroris. Ditambah lagi ada instruksi dari pimpinan ISIS di Suriah.

"Peristiwa di Rutan Mako Brimob dengan adanya kerusuhan itu membuat kelompok sel-sel lain yang mereka memang sudah maunya panas. Karena tadi ada instruksi dari ISIS di Syria maupun pimpinannya tertangkap. Mereka mengambil momentum untuk melakukan pembalasan itu," kata Tito di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).

Pada saat kerusuhan di Mako Brimob terjadi, rupanya para napi teroris mengajak kawanannya beraksi. Mereka berkomunikasi dengan sel mereka di luar tahanan.

"Pada saat kejadian itu, kami monitor ada (komunikasi). Mereka (napi) mengajak untuk menyerang ke Brimob. Makanya kami tangkap yang di Tambun dan Cianjur kemarin," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/5).

Kini seluruh napi teroris di Mako Brimob telah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan. Mereka ditahan dengan satu orang menghuni satu sel di sana.

Sebelumnya sempat ada 10 napi teroris yang menjalani pemeriksaan di Mako Brimob. Tapi kini seluruhnya sudah dipindahkan.


Tonton video Aksi Solidaritas Polri di CFD (bag/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads