Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, meminta agar teror di Mako Brimob dan tiga gereja di Surabaya bisa menjadi momen bagi seluruh anggota Pansus dan pemerintah untuk segera menyelesaikan RUU Terorisme.
Ia juga meminta pemerintah untuk merekonsiliasi pandangan antara Polri dan TNI terkait posisi mereka dalam penugasannya untuk memberantas terorisme dari hulu hingga hilir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, diperlukan percepatan pembahasan dan merekonsiliasi seluruh pandangan, khususnya antara TNI dan Polri. Sebab, baginya polisi tidak bisa menangani masalah ini secara sendirian.
Ia turut memperkirakan bom Surabaya tidak direncanakan secara tiba-tiba. Teror ini merupakan upaya dari pihak teroris untuk mencari perhatian publik. Kelompok teroris sengaja menyerang tempat ibadah yang mempunyai sensitivitas tinggi.
Namun Rommy juga tidak menyebut Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan. Menurutnya sekarang bukan waktunya untuk mencari yang yang kecolongan atau yang bersalah.
"Hari ini kita tidak perlu mencari siapa yang kecolongan. Sekarang adalah saat ini semua pemangku kepentingan untuk turun tangan," tegasnya.
Ia turut meminta pihak berwenang untuk melakukan investigasi yang menyeluruh terkait jaringan teror. Apalagi menurutnya tidak mungkin aksi teror dilakukan sendiri tanpa adanya jaringan.
Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Fraksi PPP DPR, Reni Marlinawati, juga angkat bicara soal teror bom di Surabaya. Ia mengecam keras dugaan aksi terorisme tersebut.
"Kami yakin aparat kepolisian dapat segera menangkap aktor atas dugaan pengeboman tersebut. Kami berharap aparat dapat segera mengungkap dan menegakkan hukum terhadap pelaku agar masyarakat dapat kembali tenang dalam melakukan aktivitas sehari-hari," katanya.
Reni turut mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan menguatkan solidaritas. Caranya dengan mengaktifkan berbagai sumber daya di lingkungan demi mencegah peristiwa serupa terjadi kembali. (idr/idr)











































