Sulastri dirawat di RS Bhayangkara Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kapolri Jenderal Tito Karnavian, yang baru tiba di Tanah Air dari Yordania, menyempatkan diri membesuk Sulastri di RS Bhayangkara.
Kepada Tito, Sulastri menceritakan detik-detik kekejaman para napi teroris. Sulastri dianiaya menggunakan tabung pemadam kebakaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istri Tito, Tri Suswati Karnavian, yang ikut menjenguk, tampak mengusap-usap badan Sulastri. Sedangkan Sulastri tampak kesulitan berbicara karena luka di pipinya.
"Jadi (keributannya) bukan di ruang tahanan?" tanya Tito lagi.
"Bukan Bapak. Karena itulah kami nggak tahu," jawab Sulastri.
"Tiba-tiba dia (napi teroris) terobos keluar?" Tito bertanya lagi.
"Tiba-tiba nggak ada orang, saya meminta bantuan," sambung Sulastri.
Sulastri melanjutkan, dia bersama sejumlah petugas yang berjaga lainnya dikejar para napi teroris itu. Para napi teroris menyerang dengan peralatan yang ada.
"Setelah itu kita keluar, anggota semua (keluar). Anggota yang turun itu yang saya lihat Iwan (Bripka Iwan Sarjana) juga. Saya turun, mereka ke bawah bawa kayu, pakai helm," kata Sulastri.
Secara terpisah, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan Sulastri mendapat penganiayaan berat dari para napi teroris.
"(Sulastri) dipukul pakai tabung pemadam kebakaran," kata Setyo.
Kerusuhan di Rutan Mako Brimob terjadi pada Selasa (8/5) sore. Operasi penanggulangan kerusuhan itu baru dinyatakan selesai pada Kamis (10/5) pukul 07.15.
Para napi teroris itu menyandera sejumlah polisi. Polisi terakhir yang bisa dibebaskan dalam penyanderaan adalah Bripka Iwan Sarjana.
Tiga polisi, termasuk Sulastri, mengalami luka dalam peristiwa itu. Sedangkan lima polisi gugur, yaitu Briptu Luar Biasa Anumerta Fandy Nugroho, Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini