Di sisi lain, para pencari kerja di Banten juga harus berhadapan dengan calo. Di daerah industri seperti Kabupaten Tangerang dan Serang, istilah 'membayar untuk bekerja di industri' sudah jadi rahasia umum.
Seperti diceritakan olah warga Balaraja, Tangerang inisial SS. Ia dikerjai calo dan harus membayar sekitar Rp 2,5 agar masuk ke salah satu pabrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama disuruh bawa lamaran sama uang Rp 100 ribu. Ketemu sama dia, katanya nanti sore bawa uang Rp 500 ribu buat pelicin," ujar SS saat bercerita kepada detikcom, Serang, Banten, Rabu (9/5/2018).
Sore itu, ia pun langsung membawa uang pelicin dan dijanjikan bekerja pada 5 April. Tapi sebelum bekerja, ia diminta membayar sisa uang pelicin Rp 1,5 juta.
Bagitu tanggal 5 April, ia datang kembali menemui si calo di kantor desa. Uang sisa pembayaran pun ia bawa. Tapi, SS mengatakan, si calo malah mengulur-ulur waktu sampai tangal 16 April. Begitu waktunya tiba, janji itu pun tidak diterima oleh SS.
"Saya ke sana lagi, tapi ya nihil hasilnya. Diundur lagi, hampir satu bulan sampai sekarang nggak kerja-kerja," ujarnya.
SS menuturkan, praktik percaloan untuk mencari kerja sudah biasa di daerah Balaraja. Bahkan, sebelum ditipu, ia pernah bekerja di pabrik karton dengan memanfaatkan calo. Ia mengaku membayar Rp 2 juta agar bisa bekerja di bagian helper mesin.
Hal sama juga diceritakan warga pendatang di Kabupaten Serang, inisial SI. Dia pernah bekerja di pabrik kawasan industri Serang Timur.
Ceritanya, pada 2015, SI bertemu dengan calo yang menawarkan pekerjaan. Ia diminta menyiapkan Rp 3,5 juta beserta lamaran. Setelah deal, ia pun dipanggil oleh pihak perusahaan untuk melakukan wawancara.
Keesokan harinya, ia sempat mendapatkan kartu pengenal karyawan. Tapi, begitu diperiksa oleh pihak personalia, kartu tersebut ditarik kembali karena umurnya belum cukup untuk bekerja di pabrik. Ia pun gagal, meminta kepada si calo agar uangnya dikembalikan.
"Terus saya hubungi calonya itu. Saya sempat bayar Rp 3,5 juta. Mereka tangung jawab, dibayarnya nyicil sampe berbulan-bulan tapi ada potongan Rp 500 ribu," ujarnya kepada detikcom.
Gagal melalui calo, SI berusaha melamar melalui jalur resmi perusahaan. Akhirnya, ia pun diterima bekerja selama 3 tahun. Tapi, karena kontraknya tidak diperpanjang, saat ini ia sudah menganggur.
Beberapa waktu lalu, SI pernah ditawarkan untuk bekerja kembali di perusahaan tersebut. Tapi menurutnya, tarif calo kerja sekarang naik. Untuk perempuan, mereka ditarif Rp 6 juta dan laki-laki Rp 10 juta.
"Makanya saya masuk kerja mikir-mikir. Yang kerja kita, ngapain pakai calo begitu. Kasihan orang-orang yang nggak punya duit mau gimana. Saya tahunya dari teman, kan ada teman yang sering WA bilang ada lowongan nih tapi Rp 6 juta," katanya lagi. (bri/asp)