"Saat ini masih kita dalami dan melakukan penyelidikan. Kita masih proses dan kejar siapa pelakunya. Terus apakah ini ada akun lain atau tidak tetap masih didalami lagi," terang Kapolresta Palembang, Kombes Wahyu Bintono HB kepada detikcom, Selasa (8/5/2018).
Dikatakan Wahyu, sampai hari ini sudah ada sejumlah saksi yang diperiksa. Saksi tidak hanya dari pihak mahasiswi selaku pelapor dan korban, tetapi juga ada dari pihak sopir taksi online selaku aplikator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi semua kita terima, tapi tidak pula semua informasi didapat itu fakta. Butuh pembuktian yang kuat, termasuk apakah adanya peristiwa dalam laporan korban. Korban juga harus kita lindungi karena saat ini psikologinya terganggu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, ada seorang mahasiswi mengaku telah menjadi korban perampokan dan nyaris diperkosa sopir taksi online. Mahasiswi itu menangis saat datang ke Mapolresta Palembang pada Jumat (4/5) malam.
Sehari setelah kejadian atau Minggu (6/5) pagi. Rombongan dari sopir taksi online di Palembang mendatangi Polda Sumsel dan Polresta Palembang. Salah seorang sopir yang mengantar korban membantah adanya perampokan dan percobaan pemerkosaan.
"Saya memang mengantar penumpang atasnama seperti yang disebut menjadi korban perampokan. Tapi saya katakan bahwa saya mengantar penumpang ke tujuan dengan selamat," bantah sopir, Darmadi. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini