"Ada masih dijaga," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Eko Hadi Santoso lewat pesan singkat, Senin (7/5/2018) malam.
Hal serupa dikatakan Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP Faruk Rozi. Faruk mengatakan ada sekitar 30 personel yang dikerahkan. Pengerahan pasukan dilakukan secara situasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kalau dari Polres itu sekitar 30-an. Terdiri dari 10 berpakaian tertutup, 20 berpakaian dinas. Tapi situasional. Kalau ada kemungkinan bentrok, kita tambahkan. Kita hanya mencegah hal yang tidak diinginkan. Kalau nanti sudah kondusif ya ada pengurangan," ujar Faruk saat dikonfirmasi terpisah.
Dia mengatakan penjagaan telah dilakukan usai terjadi bentrokan pada Sabtu (5/5) dini hari. Pada hari itu, komplek Makam Mbah Priuk pun tetap dibuka bagi pengunjung.
"Dari Sabtu siang sudah dibuka. Sampai detik ini tidak ada masalah. Karena kita penempatan posisi petugas keamanan di luar area. Bahkan di pinggir jalan," ucapnya.
Terkait proses penyelidikan kasus penyerangan, Faruk mengatakan telah ada 8 orang saksi yang diperiksa. Pemeriksaan akan terus dilakukan termasuk pengumpulan barang bukti sebelum polisi menetapkan tersangka.
![]() |
Saat ini, polisi sendiri sudah mengerucutkan nama-nama yang diduga menjadi otak terjadinya kasus penyerangan yang mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas. Selain loket tiket, kerusakan juga terjadi di PAUD di depan komplek makam Mbah Priuk.
"Kita sudah kantongi yang sudah terlibat. Tapi kan tidak bisa terburu-buru. Masih perlengkapan bukti. Masih terus intensif (pemeriksaannya)," tuturnya.
Akibat penyerangan ini, satu orang mengalami luka. Namun, polisi menyatakan korban bukan merupakan santri atau pengunjung Makam Mbah Priuk yang jadi cagar budaya DKI Jakarta ini. Korban berasal dari pihak yang terlibat keributan. Sebelumnya, polisi mengatakan keributan ini dipicu dari masalah parkir. (jbr/nvl)