Debat perdana Pilgub Sumut 2018 ini digelar di Santika Premiere Dyandra Hotel, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/5/2018). Di sesi ini Ijeck diberi kesempatan oleh pembawa acara untuk bertanya selama satu menit.
"Terima kasih, Bang Sihar Saya mau bertanya Bang, bagaimana nantinya yang saat ini pemerintah sedang memberlakukan moratorium pemekaran provinsi. Jika moratorium dicabut apakah Pak Sihar setuju provinsi Tapanuli dibentuk kembali. Terima kasih," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sihar kemudian diberikan kesempatan menjawab selama satu setengah menit.
"Terima kasih. Sebelum kita mengambil keputusan mekar atau tidaknya suatu daerah, kita perlu memahami akar permasalahan yang ada. Kami melihat akar permasalahan adanya ketimpangan pembangunan di barat, tengah dan timur ini diakibatkan adanya ketidakhadiran. Minim ketidakhadiran pemerintah. Minimnya partisipasi masyarakat baik swasta maupun masyarakat umum. Apabila akar permasalahan ini dapat diselesaikan maka pemikiran-pemikiran untuk pemekaran tidaklah perlu terjadi," kata Sihar.
"Sumatera Utara memiliki potensi yang amat sangat luar biasa, sangat luas, mempunyai ruang yang cukup bagi siapapun warga Sumatera Utara untuk memberikan kontribusinya tanpa harus memisahkan diri atau memekarkan diri dari kabupaten atau provinsi induknya. Permasalahan di Sumatera Utara sudah sangat pelik. Tingkat indeks poembangunan manusia yang rendah. Di sini pun sudah pekerjaan rumah yang besar. Di sini dibutuhkan satu visi yang sama untuk menjadikan Sumatera Utara yang hebat, yang bersih, yang muda dan transparan. Terima kasih," sambungnya.
Usai Sihar menjawab, Ijeck kembali diberi kesempatan untuk merespons dengan waktu satu menit.
"Memang Pak Sihar kita tahu bahwa dengan adanya provinsi yang baru, berharap dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada setempat karena memang seperti yang tadi Pak Sihar sampaikan ketimpangan itulah yang memang yang lalu diinginkan provinsi Tapanuli ini sendiri karena memang ketimpangan permasalahan itu. Dan dari masalah itu muncul lah moratorium yang di tahun 2015 bahwa tidak ada lagi pemekaran. Dari permasalahan yang ada yang lalu itu yang saya ingin bertanya sebenarnya apakah Pak Sihar setuju dengan adanya pemekaran provnsi ini. Tadi Pak Sihar belum menjawab apakah setuju atau tidaknya nantinya. Terima kasih," ucapnya.
Sihar kembali menjawab. Kali ini dia menegaskan dirinya tidak setuju dengan adanya pemekaran di Sumatera Utara.
"Jawaban saya pendek, Saya tidak setuju adanya pemekaran provinsi di Sumatera Utara karena kami meyakini bahwa warga Sumatera Utara memiliki potensi kemampuan yang sangat luar biasa untuk menggali seluruh sumber daya alammnya, sumber daya manusianya, dan menjadikan Sumatera Utara provinsi yang sejahtera, berdaulat mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Terima kasih," tegas Sihar.
Sihar kembali ke tempat duduknya. Namun pembawa acara menyatakan masih ada waktu untuk menjawab. Djarot pun menyuruh Sihar menambahkan jawabannya.
"Mungkin saya perlu menekankan kembali adanya ketimpangan pembangunan di barat, tengah dan timur. Bahkan kalau saya melihat visi misi dari paslon nomor 1 ketimpangan ini tidak diadress dengan tepat dan akurat. Terima kasih," katanya. (hri/tor)