Jembatan darurat itu dibuat agar warga yang berada di seberang sungai tidak lagi kesulitan saat menyeberang, apalagi saat Ramadan, yang tinggal beberapa pekan lagi. Mereka bergotong royong dibantu oleh beberapa prajurit Kodim 1422 Maros dan Polsek Tompobulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya, jembatan darurat itu dipastikan akan hanyut terbawa air jika suatu waktu hujan dan membuat air sungai meninggi. Pasalnya, kayu-kayu itu terpasang hanya disangga bebatuan sungai yang disusun sedemikian rupa oleh mereka agar bisa dilalui.
"Bukannya kami tidak sabaran menunggu pengerjaan jembatan yang sudah dijanjikan, tapi kami memang butuh saat ini untuk digunakan saat Ramadan karena tidak ada masjid," lanjut Baharuddin.
Jembatan seperti ini memang dibuat oleh warga setiap kali menjelang musim kemarau dan Ramadan karena air sungai mulai surut. Selain warga, kendaraan pengangkut gabah bisa melintasi jembatan ini sehingga warga tak lagi memanggul gabah atau barang apa pun.
Warga membuat jembatan darurat itu lantaran pembangunan jembatan di sungai itu sejak 2015 tak kunjung rampung. Terakhir, pemerintah desa berjanji segera menyelesaikan jembatan itu dalam tempo dua bulan karena yang tersisa hanya tali sling.
![]() |
"Kami masih menunggu pesanan tali sling dari Surabaya. Kalau itu sudah ada, langsung kita pasang dan jembatan ini bisa segera dilewati," kata Kepala Desa Bonto Matinggi Khaerul. (bag/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini