Kunjungi NU, Imam Masjidil Haram Bicara Radikalisme dalam Islam

Kunjungi NU, Imam Masjidil Haram Bicara Radikalisme dalam Islam

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Jumat, 04 Mei 2018 15:24 WIB
Ketum PBNU KH Said Aqil dan Imam dan Khotib Masjidil Haram Syekh Dr Sholeh bin Abdullah bin Humaid (Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom)
Jakarta - Imam dan Khotib Masjidil Haram Syekh Dr Sholeh bin Abdullah bin Humaid berbicara tentang radikalisme dalam Islam saat bertandang ke PBNU. Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj bahwa Syekh Sholeh berpesan bahwa radikalisme dalam Islam dilakukan oleh oknum.

"Bahwa Islam itu agama yang wasatiah moderat, tapi di mana-mana ada radikal. Yang radikal itulah orang yang bodoh orang yang awam, di Islam ada, di Kristen ada, di mazhab mana juga ada," ujar Said Aqil menyampaikan pesan dari Syekh Sholeh di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (4/5/2018).


Untuk itu, lanjut Said Aqil, jangan ada yang menggeneralisasi kelompok Islam sebagai radikal. "Katakanlah wahabi semuanya radikal, syiah, tidak semua radikal. Ya ada yang radikal tapi nggak semuanya. Begitu maksudnya beliau," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan tersebut, Said Aqil juga sedikit menceritakan Islam di Indonesia. Said Aqil berpesan bahwa Islam di Indonesia harus dibawa dengan cara yang baik.


"Saya sampaikan bahwa kita dikepung oleh negara-negara besar yang non muslim. Kalau kita nggak pandai-pandai membawa Islam dengan baik kita akan dikeroyok, kemudian beliau setuju itu semuanya," katanya.

Said Aqil juga menuturkan jika peran Arab Saudi terhadap dunia Islam sangatlah besar dalam dakwah dan hikmah Islam. Hal ini karena 2 kota suci Islam yakni Mekkah dan Madinah ada di Arab Saudi.

"Karena haramain, ada Mekkah dan Madinah. Selayaknya kita menyaksikan bagaimana ketika musim haji kita diberikan pelayanan yang sangat maksimal oleh pemerintah Saudi," tuturnya. (nvl/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads