Saat ini setiap desa mendapatkan dana desa yang dianggarkan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Dana ini dipergunakan oleh berbagai keperluan. Mulai BUMDes, pengembangan produk unggulan, pembuatan embung, hingga sarana olahraga dan lainnya.
"Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan kepala RA seluruh Kebumen. Mereka mengeluh tidak mendapatkan dana desa karena tidak dialokasikan. Saya berharap RA dan bustanul atfal itu juga mendapatkan perhatian karena berperan membentuk karakter sejak dini," kata Rommy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rommy mengatakan itu saat menjadi pembicara di workshop Penggunaan Dana Desa yang dihadiri kepala desa se-Kebumen, Jawa Tengah, di Pendapa Kabupaten Kebumen, hari ini.
Rommy juga berharap dana desa bisa membuka lapangan pekerjaan. Di antaranya pelibatan warga dalam proses pembuatan infrastruktur yang dananya berasal dari dana desa. Kades tidak perlu melibatkan kontraktor untuk pekerjaan yang mungkin dilakukan secara swakelola bersama masyarakat. Karena pada dasarnya, dana desa ini mempunyai spirit untuk memperluas lapangan kerja.
Rommy juga meminta kades berhati-hati dalam mengelola dana desa. Sebab, jika tidak, fasilitas yang dianggarkan bisa saja tidak terwujud sesuai dengan yang diinginkan.
"Bahkan, jika tidak dikelola dengan baik, kades bisa berurusan dengan pihak berwajib untuk mempertanggungjawabkan dana yang dipergunakan," jelas Rommy.
Rommy yakin, jika dana yang saat ini mencapai Rp 750 juta setiap desa ini dipergunakan dengan baik, banyak masalah yang bisa diselesaikan. Misalnya tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik, tidak ada lagi stunting, tersedianya lapangan kerja, mencegah urbanisasi, hingga menurunkan tingkat ketimpangan antara kota dan desa.
"Dana desa yang saat ini sekitar Rp 750 juta setiap desa ini bisa meningkat hingga mencapai Rp 1,5 miliar per desa, sesuai dengan kemampuan keuangan negara," tutur Rommy.
Dalam memilih program, harus disesuaikan dengan prioritas pemerintah pusat. Seperti pembuatan irigasi dan jalan. Sebab, pemerintah saat ini ingin meningkatkan produksi besar.
"Program desa harus disesuaikan dengan program pemerintah pusat. Hal ini agar semuanya bertemu dalam satu titik yang sama dan masing-masing tidak berjalan sendiri-sendiri," kata Rommy. (nwy/ega)











































