Wapres JK Tutup Pertemuan Ulama Muslim Dunia

Wapres JK Tutup Pertemuan Ulama Muslim Dunia

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Kamis, 03 Mei 2018 14:38 WIB
Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom
Jakarta - Wakil Prsiden Jusuf Kalla menutup Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Wasatiyyah Islam yang sudah berlangsung selama 3 hari di Bogor. JK berharap pertemuan tersebut dapat memperbaiki kondisi permasalahan dunia Islam saat ini.

Penutupan KTT Wasatiyyah Islam berlangsung di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018). Hadir dalam acara tersebut utusan khusus Presiden untuk dialog dan kerja sama antar-agama dan peradaban Din Syamsuddin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, dan Ketua MPR Hidayat Nur wahid.

"Tentu selalu tiap hari, setiap kita ketemu kita mengucapkan salam, maknanya tentu semua ulama memberikan pelajaran kepada kita bahwa dasar agama kita memang salam, kedamaian," ujar JK mengawali sambutannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


JK menyebut beberapa tahun belakangan ini merupakan tahun yang menyedihkan untuk dunia Islam. Hal ini karena banyaknya konflik dan peperangan, serta saling membunuh antar negara Islam.

"Disebabkan tentu baik masalah politik masalah ekonomi dan juga masalah-masalah lainnya karena itu bagi kita semua tentu kita sadari, dan bukan hanya kita menyesal tapi bagaimana kita memperbaiki kondisi-kondisi yang telah berlangsung selama ini," katanya.

JK menyebut di antara 53 negara Islam hampir setengahnya mengalami masalah. Indonesia sebagai negara muslim terbesar pun merasa bertanggung jawab bersama negara Islam lainnya untuk memperbaiki dan menciptakan Islam yang damai.



"Sehingga daripada itu perlu Islam Wasatiyyah yang terjadi itu adalah kedamaian. Baik antara kita juga tentu dengan negara lain," ujarnya.

Menurutnya ada 2 hal yang menjadi penyebab banyaknya negara Islam yang mengalami masalah konflik.

"Yang pertama tentu kita lihat invasi atau intervensi dari negara-negara besar. Kita lihat Afghanistan, bagaimana Rusia, Amerika, kita lihat di Irak, Suriah, bagaimana Amerika, Rusia dan negara-negara lain mudah memperbesar konflik atau menjadikan konflik," ungkapnya.

"Sehingga daripada itu perlu Islam Wasatiyyah yang terjadi itu adalah kedamaian. Baik antara kita juga tentu dengan negara lain," pesan JK. Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom

Selain itu, ada penyebab konflik dari internal negara Islam seperti adanya pemikiran-pemikiran radikal. Pemikiran radikal tersebut menyebabkan konflik berdarah antar umat Islam.

"Pengalaman Indonesia juga seperti itu, di banyak wilayah Indonesia terjadi perang antaragama walaupun semuanya bisa kita damaikan. Timbul radikalisme yang tentu kita tahu bukan saja terjadi di negara kita, juga di seluruh dunia, bukan hanya tentu disebabkan oleh Umat Islam tapi banyak hal terjadi akibat pikiran-pikiran yang radikal," jelasnya.

JK mengatakan banyak terjadi peristiwa aksi bunuh diri untuk mematikan yang lainnya seperti bom bunuh diri. Banyak juga terjadi perang yang mengatasnamakan jihad atau atas nama apapun. JK pun bertanya mengapa banyak generasi muda Islam yang rela melakukan aksi bunuh diri atas nama agama dan juga untuk mematikan yang lainnya.

"Tentu yang bunuh diri bukan mencari uang, karena dia meninggal. Bukan juga ingin jabatan karena dia meninggal. Tapi kenapa itu terjadi?" tuturnya.

"Karena ingin mencapai surga dengan gampang. Saya alami di Ambon, di Poso, kenapa anak-anak ini ingin bunuh orang atau dia senang saudaranya terbunuh, karena ingin masuk surga," imbuhnya.

JK menegaskan ajaran agama Islam tidaklah demikian. Dia pun mengungkapkan salah satu yang dikatakannya saat penyelesaian konflik di Ambon.

"Saya katakan kepada mereka, 'Anda tidak akan masuk surga, Anda akan masuk neraka' karena dalam Islam membunuh anak, perempuan, atau menebang pohon itu pun haram, karena membunuh semua karena ingin surga," ucapnya.

JK memandang ada ajaran agama yang perlu diluruskan agar tidak disalahpahami. Untuk itu perlu pemikiran ulama yang disampaikan kepada umat Muslim agar ajaran Islam diajarkan dengan baik.

"Tentulah maka harapan kami semua dalam pertemuan ini, dalam konvensi ini, bukan saja kita memikirkan, tapi bagaimana menghentikan ajaran-ajaran yang tentu menyebabkan masalah di dalam negara Islam ini," paparnya. (nvl/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads