Juara Baca Puisi Dihadiahi Serbet, Seniman Demo Pemprov Banten

Juara Baca Puisi Dihadiahi Serbet, Seniman Demo Pemprov Banten

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Kamis, 03 Mei 2018 14:47 WIB
Demo seniman di Serang (bahtiar/detikcom)
Serang - Puluhan seniman dari Banten melakukan aksi ruwatan di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten. Mereka menunjukkan penampilan seni, dari pembacaan puisi, melukis, tari, hingga aksi teatrikal dengan tema ruwatan 'Zikir Serbet'.

Zikir Serbet merupakan sikap seniman Banten merespons penghargaan atas hadiah dua serbet untuk pemenang lomba puisi. Perlombaan ini diadakan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Kebetulan, seorang juara II dalam perlombaan baca puisi mendapatkan hadiah dua helai serbet.

Dalam aksi ini, masing-masing seniman melakukan orasi atas kejadian tersebut. Mereka menilai Dinas Pendidikan tidak mengerti kebudayaan dan hakikat sebuah karya seni. Hadiah serbet dinilai sebagai pelecehan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu menurut teman-teman penyair sebagai pelecehan. Penyelenggara dinilai tidak paham pada event-event kebudayaan," ujar Purwo Rubiono, salah satu seniman Banten, kepada wartawan, Kota Serang, Kamis (3/5/2018).

Selain dinilai sebagai pelecehan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang di dalamnya juga mengatur soal event budaya, lupa pada hakikat kebudayaan. Insiden dua helai serbet untuk menilai sebuah karya puisi ia minta tidak terjadi lagi.

Aksi ruwatan ini kemudian didatangi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten Joko Waluyo. Ia datang untuk menyampaikan permohonan maaf atas insiden serbet dan tak menduga bahwa akan disikapi oleh para seniman.

Menurutnya, pihak panitia Hardiknas kemarin memang menyiapkan perayaan hanya untuk internal dinas. Jadi tidak menyiapkan hadiah untuk para pemenang. Ia juga sepakat apresiasi berupa serbet tidak pantas untuk sebuah karya kebudayaan berupa puisi.

"Itu bukan representasi kebijakan Dindik (Dinas Pendidikan). Kami apresiasi hasil karya intelektual," ujarnya saat menemui para seniman.

Ia pun menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut. Kejadian kemarin ia nilai sebagai sebuah kekhilafan dan pelajaran penting.

"Kami mohon maaf sebesar-besarnya. Bukan maksud kami tidak menghargai karya intelektual," tegasnya. (bri/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads