Zikir Serbet merupakan sikap seniman Banten merespons penghargaan atas hadiah dua serbet untuk pemenang lomba puisi. Perlombaan ini diadakan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Kebetulan, seorang juara II dalam perlombaan baca puisi mendapatkan hadiah dua helai serbet.
Dalam aksi ini, masing-masing seniman melakukan orasi atas kejadian tersebut. Mereka menilai Dinas Pendidikan tidak mengerti kebudayaan dan hakikat sebuah karya seni. Hadiah serbet dinilai sebagai pelecehan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dinilai sebagai pelecehan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang di dalamnya juga mengatur soal event budaya, lupa pada hakikat kebudayaan. Insiden dua helai serbet untuk menilai sebuah karya puisi ia minta tidak terjadi lagi.
Aksi ruwatan ini kemudian didatangi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten Joko Waluyo. Ia datang untuk menyampaikan permohonan maaf atas insiden serbet dan tak menduga bahwa akan disikapi oleh para seniman.
Menurutnya, pihak panitia Hardiknas kemarin memang menyiapkan perayaan hanya untuk internal dinas. Jadi tidak menyiapkan hadiah untuk para pemenang. Ia juga sepakat apresiasi berupa serbet tidak pantas untuk sebuah karya kebudayaan berupa puisi.
"Itu bukan representasi kebijakan Dindik (Dinas Pendidikan). Kami apresiasi hasil karya intelektual," ujarnya saat menemui para seniman.
Ia pun menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut. Kejadian kemarin ia nilai sebagai sebuah kekhilafan dan pelajaran penting.
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya. Bukan maksud kami tidak menghargai karya intelektual," tegasnya. (bri/asp)