"Loh buruh itu ada partainya, partai buruh namanya. Jadi kalau buruh berpolitik itu wajib, karena dia tahu dia salah milih presiden terancam hidupnya, maka kalau buruh berpolitik memang harus begitu," kata Fahri kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Buruh, menurutnya, merupakan tulang punggung perekonomian. Sehingga momen may day kemarin, seharusnya dijadikan sebagai bahan introspeksi untuk melihat sejauh mana kesejahteraan buruh saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya lagi, pemerintah sudah seharusnya mendengarkan aspirasi kaum buruh. "Untuk itu kritik mereka harus didengar, apalagi sekarang ini ada kecemasan mereka datangnya buruh kasar dari luar negeri dan bahkan saya megatakan itu bukan buruh, itu mohon maaf ya itu robot," ucapnya.
"Saya wawancara sendiri, mohon maaf ya dia itu kayak budak yang hidupnya itu ditentukan oleh orang lain dan katanya nggak terima gaji karena datang ilegal begitu, ya maka kita curiga siapa ini. Karena itulah saya kira pemerintah harus introspeksi mendalam supaya buruh kita tenang, kerjanya tenang, industrinya maju, ekonominya kuat, kesejahteraan bisa merata kan gitu," tambahnya.