JK Terima Penghargaan Penanganan Bencana di Universitas Andalas

JK Terima Penghargaan Penanganan Bencana di Universitas Andalas

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Rabu, 02 Mei 2018 12:53 WIB
Foto: Wapres JK (Noval-detikcom)
Padang - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka pertemuan ilmiah riset kebencanaan di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. JK juga menerima penghargaan terkait penanganan bencana.

JK bersama istri Mufidah Jusuf Kalla hadir di acara Peresmian Pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan-Riset Kebencanaan (PIT-RB) tahun 2018 di Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, Rabu (2/5/2018). Hadir di acara tersebut Kepala BNPB Willem Rampangilei dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Ada juga Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menkominfo Rudiantara, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di acara tersebut, JK mendapat penghargaan lifetime achievement dari Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) soal penanganan bencana alam. Dalam sambutannya, JK menyebut ada 2 rumusan terkait bencana.

"Jadi bencana dapat dirumuskan dalam 2 hal. Pertama bencana karena alam. Kedua bencana karena ulah manusia yang karenanya bisa juga diakibatkan ke ulah manusia atau bencana konflik," ujar JK dalam sambutannya.

Dalam sejarah Indonesia Modern, ada beberapa bencana alam besar yang pernah terjadi. Di antaranya Tsunami Aceh pada tahun 2004, gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2006, serta gempa Sumatera Barat pada tahun 2009.

"Kalau tsunami bencananya yang meninggal lebih 200.000, terbesar dalam sejarah kita. Kalau di Yogya korbannya 6000, di Sumbar, Padang 117 (korban jiwa). Jadi semuanya mempunyai suatu akibat yang hebat," sebutnya.

Selain itu, JK menyebut ada bencana konflik sosial yang korbannya juga ribuan orang.

Menurut JK, bencana alam tidak dapat ditebak kapan datangnya, namun dapat diperkirakan. "Karena (wilayah negara) kita bagian daripada ring of fire. Karena itu, kita tahu bencana sewaktu-waktu datang, apa itu gempa bumi, longsor, banjir dan sebagainya," ungkapnya.

JK sedikit menjelaskan bagaimana menanggulangi gempa bumi agar tidak memakan korban jiwa yang banyak. Menurutnya, harus ada prinsip bahwa gempa bumi tidak pernah mematikan, yang mematikan adalah runtuhan bangunan.

"Jadi bangunan menjadi bagian yang harus kita selidiki bagaimana menghindari korban yang besar. Korban juga bisa dikurangi karena budaya pengetahuan (mitigasi bencana)," tuturnya.

JK pun menutup sambutannya dalam acara tersebut dengan membaca pantun. "Dari Jakarta ke Kota Padang, menikmati alam sambil makan rendang. Gempa dan banjir selalu datang, banyak upaya agar korban berkurang," ucapnya. (nvl/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads