.webp)
"Saya lagi mendorong Senin ini untuk menunjukkan kepada teman-teman dari Koalisi Buruh Jakarta bahwa kita perlu bantuan mereka karena kartu pekerja yang yang kita luncurkan itu sampai sekarang serapannya masih rendah sekali," kata Sandi di Kampus UHAMKA, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/4/2019).
"Per hari ini kalau nggak salah masih di angka 5.000. Sangat rendah. Totalnya 300.000," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Kartu Pekerja lebih menguntungkan dibanding hanya mengandalkan UMP yang terus menerus dituntut untuk naik. Jelang hari buruh 1 Mei mendatang, Sandi mengatakan belum ada pembahasan perubahan UMP DKI 2018.
"Sebetulnya nggak jadi isu di Jakarta karena kalau kebutuhan dari Kartu Pekerja itu dari segi pangan murahnya, transportasinya, dan dari bank DKI juga Food Station dan TransJakarta itu akan memudahkan sekali untuk para buruh," terang Sandi.
Saat ini, pemprov DKI masih mencari tahu penyebab rendahnya serapan Kartu Pekerja tersebut. Sandi menduga Kartu Pekerja masih kurang sosialisasi.
"Tapi kita akan kaji lagi. Ada kemungkinan itu (Kartu Pekerja) tepat tapi tapi tidak didistribusikan dan disosialisasikan dengan baik. Mungkin butuh bantuan," katanya.
Kartu Pekerja dirilis Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga pada Jumat (12/1) lalu. Melalui kartu ini para buruh akan menerima fasilitas TransJakarta gratis hingga berbelanja murah di JakGrosir.
"Ini wujud realisasi dari keinginan kita meningkatkan kesejahteraan dari buruh berpenghasilan UMP, dan ada beberapa intervensi yang kami lakukan dari segi memastikan biaya hidup mereka terjangkau," kata Sandi pada saat peluncuran Kartu Pekerja di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. (idn/haf)
