Terdakwa Bom Thamrin Mengaku Sering Diikuti Saat Pengajian

Terdakwa Bom Thamrin Mengaku Sering Diikuti Saat Pengajian

Zunita Amalia Putri - detikNews
Jumat, 27 Apr 2018 15:58 WIB
Terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman, mengaku merasa terintimidasi oleh petugas berwajib. Ia merasa risi dan terganggu karena sering dipantau aparat berwajib saat menghadiri kegiatan pengajian.

Awalnya hakim Ahmad Jaini bertanya kepada Aman mengenai pandangan masyarakat sekitar tentang makna jihad versi Aman. Kemudian ia menjelaskan beberapa tipe masyarakat yang hidup di negara kafir. Aman juga merasa terzalimi oleh para petugas keamanan karena menyampaikan ajaran tauhid.

"Saudara kan bukan aktivis jihad, tapi Saudara pernah ikut militer. Fakta-fakta yang terjadi selama ini kan berkaitan dengan lisan Saudara dan ilmu Saudara. Apakah ada yang berpikiran dalam pandangan Saudara ini kalau Anda melakukan sebuah tindakan teror tapi dalam pandangan Saudara jihad?" tanya hakim Ahmad Jaini kepada Aman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jumat (27/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kemudian Aman menjelaskan fenomena-fenomena kehidupan masyarakat muslim yang tinggal di negara kafir. Dalam penjelasannya, ia meminta agar muslim yang tinggal di negara kafir tidak menuai konflik fisik.

"Orang muslim yang hidup di negara kafir, sikap mereka kepada orang kafir seperti kepada Nasrani, Hindu, Buddha, dan lainnya tidak boleh mengganggu mereka, baik harta dan jiwa, selagi mereka tidak menuai konflik. Kemudian, jika orang muslim melakukan kepada sesama muslim yang jatuh ke dalam kemusyrikan, seperti pekerjaan PNS, yang menjadikan mereka sebagai ladang dakwah yang tekun, maka tidak boleh membuka konflik fisik juga, ketika mereka memulai pun, wajib untuk berpaling," jawab Aman.


Aman kemudian bercerita mengenai permasalahan ajaran tauhidnya yang bertentangan dengan pemerintah. Ia juga mengatakan merasa terzalimi.

"Kemudian permasalahan kami dengan pemerintah ini dan yang menegakkan konflik yang memiliki peranannya, baik tentara maupun yang lainnya. Kami menyampaikan masalah tauhid saja. Ketika saya menyampaikan ajaran saya dan mereka menzalimi kami, nah baru dari situlah kami itu hijrah dan jihad sesuai kemampuan," ucapnya.

Kemudian hakim pun bertanya kembali mengenai bentuk penindasan yang dirasakan Aman sehingga ia merasa terzalimi oleh pemerintah.

"Apakah Saudara merasa ada penindasan terhadap Saudara?" tanya hakim.

"Saya jujur, bahkan nggak pernah bunuh orang. Tapi, setiap saya ngaji di mana-mana, saya ditongkrongi, kadang pengajian saya diludahin, saya ngaji ke mana pun, naik bandara dikuntitin, itu tidak nyaman buat saya. Padahal saya hanya mengajarkan tauhid, tidak mengajarkan yang lain tidak," tutur Aman.


Aman mengklaim kelompok yang melakukan teror tersebut mengambil sebagian ilmu yang ada di bukunya, bukan atas dasar kemauan mereka sendiri.

"Banyak kelompok yang sebelumnya mereka sudah biasa melakukan hal-hal (teror), itu mengambil sebagian ilmu yang ada di buku saya," jelas dia. (nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads